Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Hasil Audit Komnas KIPI Penyebab Warga Tangerang Sakit dan Meninggal Usai Vaksin

Ini Hasil Audit Komnas KIPI Penyebab Warga Tangerang Sakit dan Meninggal Usai Vaksin Istri almarhum Joko Susanto ketika ditemui merdeka.com. ©2021 Merdeka.com/Kirom

Merdeka.com - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) dan Komda KIPI Banten merampungkan penyelidikan penyebab kematian seorang warga bernama Joko Susanto (33). Bapak dua anak itu meninggal dunia pada Rabu (23/6), setelah delapan hari dirawat di rumah lantaran sakit setelah menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama pada Selasa (15/6) lalu.

Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari mengatakan, hasil audit dilakukan Komnas KIPI dan Komda KIPI Banten tak menemukan keterkaitan antara penyebab kematian Joko Susanto dengan vaksinasi. Menurut dia, hasil penyelidikan menemukan bahwa Joko Susanto meninggal penyakit stroke yang dideritanya.

"Tidak terkait dengan imunisasi. (Akibat-red) stroke)," kata Hindra saat dikonfirmasi merdeka.com.

Menurut Hindra, proses skrining tetap diberlakukan sebelum warga tersebut disuntik vaksin. Namun dia menyebut, meski metode penyaringan dilakukan terkadang masih lolos, namun vaksinasi tak memperberat pasien yang memiliki penyakit.

"Skrining adalah metode penyaringan, tentu saja masih ada yang lolos, namun meski ada riwayat penyakit, vaksinasi tidak akan memperberat penyakit. Penyakit tersebut tidak memberat oleh vaksinasi, namun apabila tidak dikendalikan dapat berakibat fatal, bukan karena oleh vaksinasi nya namun oleh penyakit itu sendiri," kata dia.

Warga Meninggal Diduga Setelah Vaksinasi

Sebelumnya diberitakan, Joko Susanto (33), warga RT03/03 Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten, meninggal dunia pada Rabu (23/6) sore. Joko meninggal dunia tepat delapan hari setelah menerima vaksinasi Covid-19 pada Selasa (15/6) lalu.

Putri (31), istri almarhum Joko Susanto, juga masih sangat terpukul. Dia sungguh tak percaya. Kehilangan cinta sejati secepat ini.

"Kemarin almarhum suami saya mengembuskan napas terakhirnya," kata ibu dua anak ini saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Kamis (24/6).

Putri menceritakan kejadian sebelum suaminya pergi menghadapi Sang Pencipta. Joko, katanya, mengalami batuk dan demam. Kondisi itu diyakin Putri karena efek vaksinasi.

Putri dan Joko mendatangi sekolah untuk menerima vaksin sesuai jadwal yang diperoleh dari pengurus lingkungan. Keduanya mengantre sesuai antrean. Sebelumnya telah diobservasi oleh petugas yang berjaga.

Putri dan Joko mendatangi sekolah untuk menerima vaksin sesuai jadwal yang diperoleh dari pengurus lingkungan. Keduanya mengantre sesuai antrean. Sebelumnya telah diobservasi oleh petugas yang berjaga.

Saat itu, petugas mewawancarai Joko dengan pertanyaan seputar riwayat penyakit. Juga melakukan pemeriksaan tensi darah.

"Saat tensi darah, suami saya itu 160. Tapi sama petugas dijawab bisa. Akhirnya divaksin kami berdua. Setelah kejadian ini, pertanyaan saya, kenapa tensi tinggi sampai 160 tetap divaksin," terang Putri.

Usai disuntik vaksin, mereka kembali ke rumah untuk beristirahat. Putri tidak merasakan gejala apapun. Tetapi berbeda dengan suami.

"Katanya (usai disuntik vaksin) tidak terasa. Tapi sampai di rumah batuk - batuk hebat, sampai malam itu engga bisa tidur. Ada demam juga, badannya panas," jelas Putri.

Melihat kondisi Joko, Putri dan keluarga memutuskan untuk membawa ke dokter agar diperiksa. Saat mendatangi Puskesmas Kunciran Baru, pihak Puskesmas tidak dapat memberikan perawatan karena alasan penuh.

"Saya minta dirujuk kata pihak Puskesmas waktu itu, enggak apa - apa. Karena suami saya kelihatan kuat, padahal saat itu kondisinya lemas," terang Ibu dari Adeva (5) dan Aqila (10) itu.

Belum puas dengan penjelasan puskesmas, Putri dan keluarga berniat membawa Joko ke RS swasta. Tetapi Tuhan berkendak lain. Joko meninggal dalam perjalanan menuju RS swasta.

"Dari swab antige nonreaktif, kalau PCR belum keluar. Suami saya meninggal pas baru masuk mobil dipompa jantung, dan pihak RS menyampaikan meninggal itu jam 16.00 WIB sore," kata dia.

Atas kejadian tersebut, Putri dan keluarganya meyakini kalau kepergian Joko, suaminya, akibat vaksin Sinovac. Sebab saat dosis vaksin disuntikkan, tensi Joko sedang tinggi.

"Pertanyaan saya kenapa 160 itu divaksin. Saat itu, suami saya juga bertanya ke petugas tapi dijawab bisa. Ya, kami percaya saja. Tapi setelahnya, kondisi suami batuk dan demam hingga semakin terpuruk dan meninggal dunia," ucap Putri.

Putri iklas melepas kepergian suaminya. Tetapi dia berharap kasus serupa tidak terulang lagi.

"Biar ini jadi pelajaran semua. Saya bukan mau menyalahkan, saya enggak menyalahkan. Tapi Pemerintah harus bertanggung jawab atas kejadian ini," jelas dia.

Penjelasan Dinkes Tangerang

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, melalui Pokja KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) akan menyelidiki dugaan kematian warga Pinang, Joko Susanto (33), setelah 8 hari menerima vaksin Sinovac pada Rabu (23/6) kemarin.

"Jadi sekecil apapun efek dari vaksin pasti akan kami bahas, kita kan punya Pokja KIPI, kita inventarisir data-data kemudian kita bahas sama tim KIPI, nanti tim KIPI keluar, apa ini benar-benar karena vaksin atau dia koinsiden," kata Kepala Dinkes Kota Tangerang Liza Puspadewi di kantornya Kamis (24/6).

Lebih jauh Liza menerangkan kalau koinsiden tersebut bisa saja menyebabkan seseorang memiliki gejala lanjutan akibat vaksinasi diterimanya.

"Koinsiden itu artinya orang itu sudah punya penyakit. Itu kan hasil dari kajian dari Pokja, kita sekecil apapun akan dibahas. Kaya kemarin di mini ICU dia (penerima vaksin) pusing, pasti kita bahas apa sebabnya," ujar dia.

Untuk itu, pihak Dinkes meminta waktu agar proses pendataan oleh tim Pokja KIPI Kota Tangerang, atas informasi tersebut bisa segera diumumkan ke publik.

Liza dengan tegas membantah ketika ditanya adanya penolakan yang dilakukan tim Puskesmas terhadap permintaan penanganan berupa perawatan dan pengobatan terhadap almarhum Joko.

"Enggak ada yang ditolak, makaya semua data kita kumpul kan dulu. Kan puskesmas punya data itu terekam, dia punya piket punya data sreenshoot, dia punya data, makannya saya bilang ini bener engga datanya. Kalo 160 tensi warga dan dinyatakan bisa (vaksin). Kami akan mengcounternya semua dengan data. Semua terdata, terecord," tegas dia.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Ungkap Tingginya Angka Kematian Akibat Stroke hingga Jantung
Jokowi Ungkap Tingginya Angka Kematian Akibat Stroke hingga Jantung

Pemerintah telah mengirimkan alat-alat laboratorium di Puskesmas untuk mengatasi penyakit-penyakit tersebut.

Baca Selengkapnya
Prabowo Yakin Dilantik 20 Oktober Jadi Presiden, NasDem: Namanya Kepercayaan Diri Boleh Saja
Prabowo Yakin Dilantik 20 Oktober Jadi Presiden, NasDem: Namanya Kepercayaan Diri Boleh Saja

Dia meminta agar KPU bersedia untuk melakukan audit forensik agar segala dugaan kecurangan bisa diungkapkan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Berkali-kali Minta Jateng Dijaga, Ini Potret Hasil Survei Ganjar di 'Kandang Banteng'
Berkali-kali Minta Jateng Dijaga, Ini Potret Hasil Survei Ganjar di 'Kandang Banteng'

Ganjar Pranowo menyampaikan Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi lumbung suara PDIP di Pilpres 2024 harus dijaga

Baca Selengkapnya
Jokowi: Suasana Hijau IKN Bikin Penyakit Jantung dan Stroke Menjauh
Jokowi: Suasana Hijau IKN Bikin Penyakit Jantung dan Stroke Menjauh

Jokowi meyakini suasana di Ibu Kota Nusantara yang hijau bisa membuat orang senang.

Baca Selengkapnya
Ketua TKN: Hanya Prabowo yang Sampaikan Prestasi Pertahanan, Ganjar dan Anies Sibuk Menjatuhkan
Ketua TKN: Hanya Prabowo yang Sampaikan Prestasi Pertahanan, Ganjar dan Anies Sibuk Menjatuhkan

TKN Prabowo-Gibran menyayangkan Ganjar dan Anies berusaha menyerang Prabowo ketimbang menyampaikan gagasan soal pertahanan

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Mengaku Masih Temukan Perubahan Suara Meski KPU sudah Umumkan Hasil Pemilu 2024
Hasto PDIP Mengaku Masih Temukan Perubahan Suara Meski KPU sudah Umumkan Hasil Pemilu 2024

Hasto kemudian juga menyoroti beberapa problematika yang hulunya pada saat pencoblosan 14 Februari lalu pada sistem Sirekap KPU.

Baca Selengkapnya
Hasto Tegaskan Ada Menteri dari PDIP Siap Angkat Koper Keluar Kabinet Jokowi
Hasto Tegaskan Ada Menteri dari PDIP Siap Angkat Koper Keluar Kabinet Jokowi

Stabilitas pemerintahan menjadi pertimbangan utama, yang membuat keputusan itu tidak diambil.

Baca Selengkapnya
KPK Periksa IRT Usut Kasus Bupati Sidoarjo Potong Dana Insentif ASN
KPK Periksa IRT Usut Kasus Bupati Sidoarjo Potong Dana Insentif ASN

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Siska Wati sebagai tersangka korupsi pemotongan dana insentif ASN Sidoarjo

Baca Selengkapnya