Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta-fakta kasus penculikan bocah SD di Depok

Fakta-fakta kasus penculikan bocah SD di Depok Pelaku dan korban penculikan di Beji Depok. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Kasus penculikan J (7), bocah yang masih duduk bangku kelas 1 SD di Depok, Jawa Barat, terbongkar karena SMS dari pelaku sendiri, JA alias Begeng (35) kepada penjual batu akik berinisial D yang tinggal di sekitar rumah korban. Dalam pesan yang dikirim, pelaku meminta tolong kepada D untuk memberi tahu keluarga J bahwa korban bersama pelaku.

J diculik Begeng sepulang sekolah, Sabtu, (6/2) sekitar pukul 12.00 WIB. Orangtua korban lantas melaporkan hilangnya J ke Polres Depok karena korban tidak kunjung pulang.

Setelah mendapat laporan, aparat Polres Depok melakukan pencarian terhadap korban. Begitu ditelusuri, pencarian mengerucut ke rumah yang dihuni pelaku di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Polisi bergerak ke lokasi, dan menemukan J sudah dalam kondisi meninggal di kamar mandi.

Di hadapan polisi, JA membantah telah membunuh J. Dia masih saja berkelit jika dirinya telah membunuh siswa kelas satu SD itu. "Bukan saya (yang nyulik dan bunuh). Saya hanya dititipin sama orang dan saya nggak kenal," aku JA, Minggu (7/2).

Dia mengaku pada Sabtu (6/2) ditelepon orang tak dikenal. Dia mengaku diancam oleh orang itu. "Kalau saya nggak ikutin dia ngancam akan membunuh. Dia katanya ngaku tahu di mana saya berada," katanya.

Sabtu siang Ar diminta menemui seseorang di belakang UI. Kemudian dia membawa Jamal ke rumahnya di Lubang Buaya. Di rumah itu hanya ada dia dan korban. "Pas mau tengah malam ada dua orang masuk dan saya nggak tahu dia (korban) diapain," kelitnya.

Dia mengaku tak begitu kenal dengan dua orang itu. Namun ketika ditanya mengapa dia mau dan membiarkan dua orang itu masuk, Ar kembali mengaku dalam ancaman. "Yang satu tinggi. Saya nggak tahu anak itu diapain di kamar saya," demikian akunya sementara.

Polisi pun hingga kini terus menggali keterangan dari tersangka. Sedangkan polisi juga sudah melakukan olah TKP di Jakarta Timur.

Berikut fakta-fakta penculikan dan tewasnya J:

Intai korban sejak pulang sekolah

Kapolres Depok, Kombes Dwiyono mengatakan pelaku ternyata telah mengintai korban saat pulang sekolah dari kios batu akik tempat teman pelaku, D. D diketahui berjualan batu akik di dekat sekolah korban di Beji, Depok."Benar pelaku telah memperhatikan korban," kata Dwiyono saat dihubungi merdeka.com, Minggu (7/2).Dwiyono mengungkapkan pihaknya akan memanggil D dan para saksi yang melihat pelaku membawa J untuk pengembangan kasus ini."Yang terkait permasalahan ini, suapa yang melihat akan dimintai keterangan termasuk teman pelaku, D," terangnya.Seperti diketahui, kejadian penculikan ini bermula setelah orangtua korban melaporkan hilangnya J ke Polres Depok karena korban tidak kunjung pulang hingga malam hari.Pelaku diketahui mengajak korban ke rumahnya di Jalan Al Baido, Lubang Buaya, Jakarta Timur pada Sabtu (6/2) siang. Di rumahnya, pelaku membunuh korban. J ditemukan tewas di kamar mandi pelaku pada pada Minggu (7/2) dini hari tadi.Terpisah JA membantah dirinya telah membunuh Jamal. Dia berkelit jika dirinya yang telah membunuh siswa kelas satu SD itu. "Bukan saya (yang nyulik dan bunuh). Saya hanya dititipin sama orang dan saya enggak kenal," katanya.Dia mengaku pada Sabtu (6/2) ditelepon orang tak dikenal. Dia mengaku diancam oleh orang itu. "Kalau saya nggak ikutin dia ngancam akan membunuh. Dia katanya ngaku tahu di mana saya berada," tandasnya.Ditambahkannya, Sabtu siang, JA diminta menemui seseorang di belakang UI. Kemudian dia membawa Jamal ke rumahnya di Lubang Buaya. Di rumah itu hanya ada dia dan korban. "Pas mau tengah malam ada dua orang masuk dan saya enggak tahu dia (korban) diapain," kelitnya.JA juga mengaku tak mengenal dua orang itu. Ketika ditanya mengapa membiarkan dua orang itu masuk ke rumahnya. Lanjut JA, dia mendapatkan ancaman. "Yang satu tinggi. Saya nggak tahu anak itu diapain di kamar saya," klaimnya saat ditemui.

Pelaku iming-imingi korban Rp 2000

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan olah TKP, ternyata, pelaku mengiming-imingi J dengan uang Rp 2.000 agar mau diajak main ke rumahnya."Pada saat korban adik kita Jamal pulang dari sekolah ketemu tersangka atas nama J, diberi iming iming uang Rp 2 ribu, tersangka mengajak korban ke rumah," kata Kapolres Depok, Kombes Pol Dwiyono, Minggu (7/2).Dwiyono mengatakan polisi menangkap pelaku sekitar pukul 09.30 WIB setelah mendapat laporan dari orangtua korban karena korban tidak pulang hingga larut malam."Korban dan tersangka dibawa pukul 09.30 WIB," terang Dwi.Kendati demikian, pihaknya belum bisa menyimpulkan motif di balik penculikan dan pembunuhan bocah SD tersebut sampai proses autopsi dan pemeriksaan pelaku dan saksi selesai dilakukan. Lebih lanjut, pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah Begeng seorang paedofil atau bukan.

Pelaku dikenal pendiam dan keluarga broken home

Tetangga JA alias Begeng, pelaku penculik terhadap J (7), siswa SD asal Beji, Depok, mengatakan, sehari-hari Begang jarang bergaul dengan masyarakat sekitar. Tetangga Begeng mengenal pemuda berusia 35 tahun itu pendiam."Dia orangnya tertutup. Nggak pernah negur sama tetangga. Lebaran juga nggak pernah kelihatan," kata Noval (18) tetangga sebelah rumah JA, di Jalan Al Baidho RT 014/09 Nomor 62, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (7/2).Sepengetahuan Noval, JA sehari-hari tinggal hanya dengan ibunya. Hal itu terjadi lantaran kedua orangtuanya sudah bercerai."Di rumah itu dia (JA) tinggal sama ibunya doang. Ayahnya udah lama nggak di sini," ujar dia.Namun Noval kurang mengetahui secara pasti waktu kedua orangtua JA bercerai. Akan tetapi, semenjak bercerai, ibunya Begeng diketahui tetangga sering marah-marah tanpa sebab yang jelas."Kalau ibunya sih suka marah-marah nggak jelas. Kalau ada orang lewat di depan rumahnya, suka ditimpuk atau disiram air. Ya mungkin akibat cerai kali ya," kata Noval.

Pelaku mengaku bisnis percetakan

Kendati dikenal jarang bergaul dengan warga sekitar rumahnya, JA alias Begeng, pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap J (7), siswa SD asal Beji, Depok, mengaku kepada tetangga memiliki usaha percetakan dan sablon di Depok."Dia (JA) sih ngakunya punya usaha percetakan di Depok. Tapi kalau ditanya lebih jelas alamatnya, JA sering bilang, pokoknya ada deh," kata Noval, Minggu (7/2).Noval mengetahui itu lantaran keberadaan rumahnya persis sebelah dengan kediaman JA di Jalan Al Baidho RT 014/09 Nomor 62, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menurut pria berumur 18 tahun ini, setiap harinya JA dan ibunya sering berangkat pagi dan pulang malam sehingga hanya sesekali terlihat saat membersihkan halaman rumah dan jarang bersosialisasi dengan tetangga."Ibunya sih, paling kalau keluar sering bersihin halaman saja. Kalau JA suka pergi pagi pulang malam. Ngakunya berangkat kerja," terang Noval.Lebih jauh Novel menuturkan, sehari-hari rumah JA terlihat sepi dan jarang ada tamu yang bertandang ke rumah tersebut. Rumah JA kini sudah diberi garis polisi dan siang tadi pihak polisi sudah melakukan olah Tempat Kejadian perkara (TKP)."Rumahnya selalu sepi. Tamu juga nggak pernah ada," kata dia.

Tetangga sempat dengar teriakan bocah dari rumah pelaku

Tetangga rumah JA alias Begeng (37), pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap J (7), siswa SD asal Beji, Depok, sempat mendengar tangisan bocah saat anggota Polres Depok menggedor pintu rumah tersangka JA di Jalan Al Baidho RT 014/09 Nomor 62, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (7/2). Hal itu diutarakan oleh Imam Wardoyo, tetangga sebelah rumah Begeng.Imam memaparkan, saat itu polisi berjumlah lima orang dan membawa senjata laras panjang awalnya mengetuk rumah pelaku. Namun karena tak ada respon, polisi pun melompati pagar rumah dan menggedor pintu rumah tersangka Begeng."Sekitar pagi, pukul 04.00 WIB, saya dengar di sebelah rumah ada suara dobrak pintu. Saya bingung kan ini ada apa. Nah pas itu juga saya dengar ada teriakan anak kecil nangis dari dalam, saya langsung keluar," papar Imam saat ditemui di rumahnya, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (7/2).Namun, masih kata Imam, tetangga depan rumahnya yang berprofesi sebagai polisi meminta aparat kepolisian yang akan menggerebek tersebut untuk lapor dulu ke pihak RT setempat."Istri polisi depan rumah itu, langsung bilang. Pak tahan dulu pak. Kalau mau grebek izin sama pak RT. Langsung polisi yang berpakaian reserse ke RT, ada kali rentang waktunya setengah jam," kata Imam.Setelah mendapatkan izin dari RT, pihak kepolisian langsung memanjat pagar rumah pelaku dan mendobrak pintu dengan menggunakan linggis."Polisi berhasil masuk ke dalam rumah, anak itu ternyata sudah meninggal," sambung dia.Imam menjelaskan tak ada perlawanan saat polisi menangkap pelaku. Pelaku hanya melawan dengan melontarkan kata-kata kasar kepada pihak kepolisian. Begeng sempat mengelak bahwa dirinya membunuh atas inisiatif sendiri. Begeng mengatakan, bila dia disuruh seseorang untuk melakukan pembunuhan ke anak SD tersebut."Ia (JA) sempat ngomong, katanya gini, bukan saya, bukan saya. Saya disuruh orang tinggi, gede, item," tutupnya.

(mdk/tyo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Fakta Keji Tersangka Pembunuhan Mahasiswi Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil 1 Dibunuh

VIDEO: Fakta Keji Tersangka Pembunuhan Mahasiswi Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil 1 Dibunuh

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap kasus pemerkosaan dan pembunuhan mahasiswi di Depok Selasa hari ini.

Baca Selengkapnya
Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan

Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan

Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).

Baca Selengkapnya
Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh

Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh

Wira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub

Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub

Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.

Baca Selengkapnya
Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024, DisdiK DKI Terapkan PJJ di Sebagian Sekolah

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024, DisdiK DKI Terapkan PJJ di Sebagian Sekolah

Jelang pengumuman hasil Pemilu 2024 oleh KPU, pembelajaran jarak jauh diterapkan di sebagian sekolah di Jakarta

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Pembunuhan Mahasiswi Cantik di Depok: Pelaku Cekik Korban Sebelum Memperkosa

Fakta Baru Pembunuhan Mahasiswi Cantik di Depok: Pelaku Cekik Korban Sebelum Memperkosa

Pembunuh mahasiswi cantik di Sukmajaya, Depok Argi (20) diketahui melakukan tindakan pemerkosaan terhadap korban.

Baca Selengkapnya
Pelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka

Pelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka

Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam

Baca Selengkapnya
Polisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati

Polisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati

Kejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.

Baca Selengkapnya