Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Ben Anderson tak mau datang ke kampus UI yang pro Orde Baru

Cerita Ben Anderson tak mau datang ke kampus UI yang pro Orde Baru Benedict Anderson. ©doc. Cornell University

Merdeka.com - Indonesianis asal Amerika, Benedict Richard O'Gorman Anderson (79) atau lebih dikenal dengan Ben Anderson meninggal dunia di Batu, Malang, Jawa Timur Minggu (12/12) malam. Semasa hidupnya Anderson dikenal kritis terhadap pemerintahan Orde Baru yang membuatnya dicekal masuk ke Indonesia selama bertahun-tahun.

Selain itu, Anderson juga tak mau datang ke kampus Universitas Indonesia (UI) karena kampus itu ditudingnya sangat pro Orde Baru. Namun, entah mengapa, Anderson akhirnya bersedia datang ke kampus UI Kamis 10 Desember lalu untuk yang pertama kali dan menjadi yang terakhir kalinya.

Dia hadir untuk peluncuran bukunya yang berjudul 'Di Bawah Tiga Bendera', sekaligus menghadiri kuliah umum bertajuk 'Anarkisme dan Nasionalisme' di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Sri Lestari Wahyuningroem, salah satu dosen di Departemen Ilmu Politik FISIP UI yang beberapa kali berinteraksi dengan Anderson punya kenangan terakhir.

"Ketika saya undang ke UI (dengan nekad karena saya tahu kemarahannya pada UI yang sangat pro Orba), dia mengatakan, "Saya tidak akan pernah menginjakkan kaki di UI"," tutur Arie, sapaan akrabnya kepada merdeka.com, Minggu (13/12).

Pertemuan itu, kata Arie, berlangsung dua tahun lalu saat dia menghadiri sebuah seminar di University of Amsterdam, membahas 30 tahun buku 'Imagined Communities'.

Dalam pertemuan singkat itu, Arie juga sempat bertanya soal korban 1965 yang membawa kasus ke International People's Tribunal (IPT) di Amsterdam. "Tentang IPT 65, ia lebih banyak mendengarkan dengan berminat dan rasa ingin tahu. Ada tatapan pesimis pada saat yang sama binar harapan, sebelum dia bilang "65 sudah terlalu lama dibungkam."

Pada Kamis 10 Desember yang lalu, bertepatan dengan hari HAM internasional, Arie menghadiri kuliah umum Anderson di UI. "Saya bahkan sempat bertanya padanya dua hal: apakah anarkisme seperti juga nasionalisme yang menurutnya seperti oksigen yang bisa membunuhmu jika terlalu banyak, dan apakah anarkisme dan Human rights bisa berbahasa sama ketika menyikapi state violence?"

"Jawabannya singkat, tak cukup memuaskan saya. Tapi memang tubuh dan wajah itu terlihat sangat letih. Buat saya, keharuan bahwa dia akhirnya mau ke UI adalah sesuatu yang luar biasa. Untuk yang pertama, dan sayangnya juga yang terakhir."

"Hormat saya selalu, Oom Ben. Saya adalah muridmu, saya belajar mencintai Indonesia dari karya-karyamu," pungkas Arie.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus
2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus

Dua Jenderal TNI kini tidak lagi pegang Komando Kodam, pindah ke mana sajakah mereka? Berikut ulasannya.

Baca Selengkapnya
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia

Ini merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.

Baca Selengkapnya
Unair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan
Unair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan

Saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Guru Besar sampai Civitas Undip Bergerak, Kecewa dengan Sikap Jokowi di Pemilu 2024
Guru Besar sampai Civitas Undip Bergerak, Kecewa dengan Sikap Jokowi di Pemilu 2024

Terkait aksi ini memang tidak dihadiri Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama, namun aksi tetap berjalan.

Baca Selengkapnya
Petrus. Cara Orde Baru Habisi Preman & Pemalak
Petrus. Cara Orde Baru Habisi Preman & Pemalak

Tahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius

Baca Selengkapnya
Cerita Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor Diserang dengan Hoaks Setelah Kritik Pemerintahan Jokowi
Cerita Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor Diserang dengan Hoaks Setelah Kritik Pemerintahan Jokowi

Gielbran mendapatkan serangan setelah menganugerahkan gelar "Alumnus UGM Paling Memalukan" kepada Jokowi.

Baca Selengkapnya
Anies soal Rektor Unika Diminta Buat Video Apresiasi Jokowi: Tidak akan Berhasil, Semua akan Terungkap
Anies soal Rektor Unika Diminta Buat Video Apresiasi Jokowi: Tidak akan Berhasil, Semua akan Terungkap

Anies menilai permintaan kepada Rektor Unika untuk membuat video apresiasi kinerja Presiden Jokowi sebagai operasi memperbaiki citra.

Baca Selengkapnya
Momen Presiden Soeharto Tertawa Terpingkal-pingkal saat Dialog dengan Rakyat, di Sampingnya Ada Wapres Jenderal TNI Bintang 4
Momen Presiden Soeharto Tertawa Terpingkal-pingkal saat Dialog dengan Rakyat, di Sampingnya Ada Wapres Jenderal TNI Bintang 4

Sebuah video merekam ketika Soeharto didampingi oleh wakil presiden (wapres) eks jenderal TNI bintang 4. Momen nostalgianya berhasil menarik perhatian publik.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya