Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4.000 Vaksin AstraZeneca Kedaluwarsa, Satgas Covid-19 Minta Pemda Tak Tunda Vaksinasi

4.000 Vaksin AstraZeneca Kedaluwarsa, Satgas Covid-19 Minta Pemda Tak Tunda Vaksinasi Vaksinasi Covid-19 Moderna di RSUD Pasar Minggu. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Sebanyak 4.000 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca kedaluwarsa di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyayangkan kondisi ini.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito meminta pemerintah pusat hingga daerah mengambil pelajaran dari kedaluwarsanya 4.000 vaksin Covid-19 AstraZeneca.

"Hendaknya hal ini menjadi pembelajaran bagi seluruh unsur dalam sistem kesehatan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, maupun kabupaten dan kota untuk tidak menunda proses vaksinasi karena vaksin ini sangat berharga untuk melindungi masyarakat di daerahnya masing-masing," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis(4/11).

Wiku juga meminta masyarakat proaktif menyambangi titik vaksinasi untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia di bidang Kebijakan Kesehatan ini mengingatkan, vaksin Covid-19 sangat berharga.

"Ingat, bahwa akses terhadap vaksin tidak mudah untuk kita dapatkan sehingga harus sangat dihargai dan digunakan secara maksimal," pesannya.

Sebanyak 4.000 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca di Kudus, Jawa Tengah, kedaluwarsa per 29 Oktober 2021. Dinas Kesehatan Kudus mengatakan sudah melapor ke Kementerian Kesehatan mengenai kondisi vaksin tersebut.

Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah memberikan klarifikasi kedaluwarsanya 4.000 vaksin Covid-19 AstraZeneca di Kudus. Menurutnya, saat pemerintah mengejar target vaksinasi 70 persen hingga akhir tahun, pemberitaan tersebut sangat tidak baik. Sebab pemerintah terkesan tidak sungguh-sungguh dalam melaksanakan program vaksinasi.

"Kalau membaca beritanya, kejadian ini diakibatkan lambatnya distribusi vaksin dari provinsi ke kabupaten. Belum jelas apa yang menjadi kendala. Namun, kalau vaksinnya kedaluwarsa, tentu sangat disayangkan," ujar Saleh kepada wartawan, Kamis (4/11).

Menurut Saleh, masih banyak daerah yang membutuhkan kuota vaksin. Namun di sisi lain, terdengar aneh ketika terjadi vaksin kedaluwarsa ketika banyak daerah membutuhkannya.

"Masalahnya, masih banyak daerah sekarang yang berjibaku meminta kuota vaksin. Semuanya belum bisa dipenuhi. Ketersediaan vaksin juga terbatas. Masih harus menunggu dari negara produsen," ujarnya.

"Kan aneh ya, ada daerah yang kekurangan vaksin dan mengejar-ngejar kuota, tapi ada daerah yang vaksinnya ada tetapi terlambat disuntikkan. Kalau betul kedaluwarsa, itu sangat mubazir. Pantas dan wajar disorot masyarakat," jelasnya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.

Baca Selengkapnya
Cerita Anies saat Tangani Pandemi Covid-19, Terapkan PSBB Lindungi Warga Malah Dimarahi Pusat
Cerita Anies saat Tangani Pandemi Covid-19, Terapkan PSBB Lindungi Warga Malah Dimarahi Pusat

Saat itu Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta

Baca Selengkapnya
Diduga Mark Up Anggaran APD Covid-19, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan Ditahan
Diduga Mark Up Anggaran APD Covid-19, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan Ditahan

Kejati Sumut menahan dua tersangka korupsi pengadaan sarana, prasarana bahan, dan alat pendukung Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut pada tahun anggaran 2020.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Pernah Viral Akad di Rumah Sakit dan Istri Meninggal, Kini Bertemu Pasangan Hidup Baru
Pria Ini Pernah Viral Akad di Rumah Sakit dan Istri Meninggal, Kini Bertemu Pasangan Hidup Baru

Baskoro Wicaksono akhirnya bertemu pasangan hidup baru setelah istri pertamanya meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Emak-Emak di Karawang Gerebek Tempat Peredaran Obat Terlarang
Emak-Emak di Karawang Gerebek Tempat Peredaran Obat Terlarang

Kasatnarkoba Polres Karawang, AKP Arief Zaenal Abidin menyebutkan bahwa aksi emak-emak tersebut terjadi beberapa pekan lalu.

Baca Selengkapnya