Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

18 Warga Tertembak, Sekdes Tamilouw Jelaskan Akar Konflik di Desanya

18 Warga Tertembak, Sekdes Tamilouw Jelaskan Akar Konflik di Desanya 18 Warga Tamilou Maluku Tengah Tertembak Peluru Polisi. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Insiden penembakan terhadap 18 warga Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (7/12), merupakan buntut kericuhan dalam penangkapan terhadap terduga perusak tanaman dan pembakaran kantor desa beberapa waktu lalu. Mereka yang ditangkap terlibat konflik antara warga Desa Tamilouw dengan Desa Sepa.

Sekretaris Desa (Sekdes) Tamilouw Abubakar Lessi memberi penjelasan terkait konflik itu. Dia menyebut masalah berawal dari penyerobotan lahan yang terjadi pada tahun 2004. Ia menjelaskan, tindakan itu dilakukan warga Desa Sepa berinsial LL. Dia membuka kebun di areal yang diklaim warga Desa Tamilouw.

"Tapi itu masalahnya sudah selesai tahun 2004. Sudah ada keputusan dari pemerintahan negeri Desa Sepa bahwa kegiatan perkebunan itu sudah masuk wilayah Desa Negeri Tamilouw," jelas Abubakar.

Meski permasalahan tersebut telah damai, tetapi warga berinisial LL tetap melakukan kegiatan perkebunan di tanah itu. Bahkan, kata Abubakar, dia mengajak warga lainnya untuk turut serta membuka lahan di tanah wilayah Desa Tamilouw.

"Ini orang yang bersangkutan ini, dia tidak indahkan keputusan itu. Sementara lahan yang dia gunakan adalah lahan milik warga Tamilouw yang sudah diusahakan sejak dari dulu," jelas Abubakar.

Akibatnya, masalah tersebut muncul kembali dan memantik kemarahan warga. Persolannya pun bergeser dari kasus orang per orang menjadi antardesa.

"Jadinya dari orang per orang, akhirnya dia mempengaruhi antardesa. Jadinya konflik antar desa Sepa dan Tamilouw itu," jelasnya.

Konflik itu diwarnai tindak kekerasan menyebabkan warga meninggal dunia. Juga terjadi perusakan tanaman kebun milik warga dan pembakaran kantor desa.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M Roem Ohoirat mengatakan, awalnya polisi berupaya persuasif melakukan upaya mediasi. Para tokoh adat menyerahkan masalah ini kepada polisi. Polisi memanggil dua kelompok dari Desa Sepa dan Tamilouw untuk menjalani pemeriksaan.

"Sehingga diputuskan proses hukum kedua belah pihak sepakat bahwa damai dan proses hukum diserahkan kepada polisi untuk menindaklanjuti," kata Roem saat dihubungi merdeka.com, Rabu (8/12).

Namun, kata Roem, hanya pihak Desa Sepa yang kooperatif memenuhi panggilan. Kelompok dari Desa Tamilouw kerap mangkir dari pemanggilan polisi.

"Sehingga dari kita melakukan pemanggilan beberapa kali mereka tidak datang, sudah dua kali dilakukan pemanggilan mereka tidak datang, sudah dilakukan pendekatan secara kekeluargaan lewat tokoh-tokoh pemuda, tokoh-tokoh adat dan agama tidak datang," ujar dia.

Polres Maluku Tengah yang dipimpin AKBP Rosita Umasugy melakukan penjemputan paksa terhadap para terduga pelaku dari desa Tamilouw. Penjemputan dilakukan pada Selasa (7/12) pukul 06.00 WIT.

Roem mendengar informasi ada dugaan ancaman pengadangan dan penyerangan dengan senjata apabila polisi datang. Oleh karena itu, polisi mengerahkan pasukan beserta kendaraan taktis ke Desa Tamilouw.

"Kapolres pimpin masuknya itu jam 6 pagi, kenapa di pintu jam 6 pagi, karena di atas jam 6 pagi nanti dikhawatirkan para pelaku ini sudah keluar dari Desa dan tidak ketemu," terang Roem.

Sebanyak 5 orang diamankan polisi. Kelompok lain lalu mengetuk tiang agar warga berkumpul. Roem mengatakan warga melakukan penyerangan ke arah polisi. Bahkan, terjadi upaya perebuatan senjata polisi oleh warga. Polisi lantas melakukan tindakan dengan melepaskan tembakan gas air mata dan peluru karet ke arah udara untuk membubarkan massa.

"Terjadilah penyerangan dengan batu, terjadi pelemparan bahkan ada upaya untuk merebut senjata daripada aparat kepolisian. Kemudian diperintahkan untuk dibubarkanlah massa ini dengan menggunakan gas air mata dan tembakan-tembakan di atas dengan peluru hampa dan peluru karet," papar dia.

Akibatnya, sejumlah warga luka-luka. Polisi menduga warga terkena serpihan peluru karet dan selongsong gas air mata yang ditembakkan ke udara.

"Beberapa korban mengalami luka-luka. Luka-lukanya ini karena mungkin ada yang terserempet peluru karet, ada yang karena pecahan gas air mata," terang dia.

Polisi menyesalkan ada warga yang terluka sekaligus aksi penyerangan tersebut. Namun, lanjut Roem, Wakapolda Maluku telah memerintahkan Propam untuk mendatangi lokasi, sekaligus melakukan pemeriksaan terhadap anggota polisi terkait SOP penembakan.

Hingga saat ini, Roem belum mendapatkan laporan jumlah anggota polisi yang diperiksa. Namun, pihaknya memastikan polisi yang kedapatan melanggar SOP bakal dijatuhi sanksi tegas.

(mdk/yan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penampakan Hewan Keramat Penjaga Mata Air di Maluku, Posturnya Raksasa

Penampakan Hewan Keramat Penjaga Mata Air di Maluku, Posturnya Raksasa

Di Maluku, ada sebuah hewan yang sudah hidup berdampingan dengan warga selama ratusan tahun lamanya.

Baca Selengkapnya
Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur

Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur

Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.

Baca Selengkapnya
Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh

Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh

Wira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita

Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita

Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita

Baca Selengkapnya
Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya

Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya

Masyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat

Baca Selengkapnya
Batalkan Izin Lapangan untuk Kampanye Akbar AMIN, Kades di Pasuruan Dilaporkan Bawaslu

Batalkan Izin Lapangan untuk Kampanye Akbar AMIN, Kades di Pasuruan Dilaporkan Bawaslu

Laporan ke Bawaslu ini dilakukan oleh Ketua Tim Hukum Nasional AMIN, Andry Ermawan.

Baca Selengkapnya
Aksi Tawuran Antar Warga Pecah di Palmerah, karena Saling Ejek-Ejekan

Aksi Tawuran Antar Warga Pecah di Palmerah, karena Saling Ejek-Ejekan

"Jadi awal mulanya dari ledek-ledekan tentang pemuda," kata Kapolsek Palmerah, Kompol Sugiran

Baca Selengkapnya
Warga Cimanggis Ditemukan Tewas Membusuk dalam Kamar Kos di Pondok Cina Depok

Warga Cimanggis Ditemukan Tewas Membusuk dalam Kamar Kos di Pondok Cina Depok

Sesosok mayat pria ditemukan dalam kondisi membusuk dalam kamar kos di Jalan Jambu, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Kamis (8/2).

Baca Selengkapnya
Bentrokan Warga di Maluku Tenggara Timbulkan Korban Jiwa, Pelajar Tewas Tertembak Senapan

Bentrokan Warga di Maluku Tenggara Timbulkan Korban Jiwa, Pelajar Tewas Tertembak Senapan

Bentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.

Baca Selengkapnya