Merdeka.com - Menyikapi tengah hangatnya kasus penipuan oleh First Travel, Anggota Dewan Kehormatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Republik Indonesia (Amphuri), Budi Firmasyah meminta masyarakat untuk berhati-hati dan selektif dalam memilih biro umroh.

Dia pun memberikan sejumlah tips agar masyarakat tidak terjebak penipuan oleh biro umrah nakal.

Tips pertama, masyarakat harus memperhatikan apakah biro umroh yang dipilih sudah mengantongi izin dari Kementerian Agama. Biro umroh resmi, menurutnya, tentu sudah mempunyai jadwal dan pengaturan layanan serta harga yang pasti.

"Dalam arti, biro umrah memiliki jadwal keberangkatan yang pasti, seperti kapan waktu berangkat dan pesawat apa yang akan digunakan juga akomodasi selama di tempat umroh," ujarnya di Kantor YLKI, Jakarta Selatan, Jumat (28/7).

"Semua biro umroh begitu apply ke kedutaan sudah punya kontrak hotel, sudah mempunyai tiket, kontrak bus. Jadi semuanya sudah tersusun dengan rapi," tambahnya.

Tips kedua, ialah memperhatikan harga yang ditawarkan. Idealnya biaya untuk umrah sekitar Rp 22 juta.

"Kementerian Agama memberikan minimal standar (peserta) yang rasional adalah 1.700 Kalau hitung-hitungan kurang lebih di harga Rp 22 juta," tuturnya.

Tips ketiga ialah pengurusan dokumen pendukung seperti visa. Saat mendaftar pastikan juga biro umroh menyediakan pengurusan visa.

Budi mengharapkan agar calon peserta umroh memerhatikan semua poin ini secara lengkap. Sebab, bila satu poin tidak terpenuhi maka akan dapat mengganggu perjalanan.

"Semua harus diperhatikan. Ada juga yang sudah punya visa tapi tak bisa berangkat," jelas dia.

Budi menegaskan pihaknya terus mengingatkan agar biro umrah menyiapkan diri dengan baik. Agar kenyamanan pengguna jasa dapat dijamin.

"Kita minta kepada semua penyelenggara untuk tertib buat jadwal keberangkatan, membuat, juga menimbang, jangan sampai banyak jemaah, tetapi banyak masalah," pungkasnya.