Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

The Fed: Kebijakan moneter harus sesuai dengan kondisi ekonomi

The Fed: Kebijakan moneter harus sesuai dengan kondisi ekonomi Presiden Federal Reserve William Dudley. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Bank Indonesia bekerja sama Federal Reserve Bank of New York (FRBNY) menggelar seminar internasional mengenai kebijakan ekonomi dan moneter yang beragam yang tertuang dalam tema 'Managing Stability and Growth Under Economic and Monetary Divergence'. Dalam pidato pembukaannya, Presiden FRBNY William Dudley menyampaikan, pembuatan kebijakan moneter sudah sepatutnya memperhatikan kondisi ekonomi dunia maupun negara masing-masing.

"Kebijakan moneter tidak bisa statis, namun harus fleksibel, mampu menyesuaikan dengan kondisi perekonomian," ujar Dudley, di Sofitel Hotel Nusa Dua, Bali, Senin (1/8).

Dudley mengungkapkan ada dua langkah penting dalam mengambil kebijakan moneter. Langkah pertama dengan mempertimbangkan secara menyeluruh kondisi ekonomi global dan kedua dengan berkomunikasi secara jelas dan konsisten.

"Untuk itu, pengambilan kebijakan moneter harus dilakukan secara cepat dan juga akurat, jika tidak bisa menyebabkan krisis di negara tersebut," jelasnya.

Dudley menambahkan, kebijakan ekonomi dan moneter yang beragam dapat menimbulkan resiko bagi para pengambil kebijakan. Karenanya, dia meminta para pembuat kebijakan ini untuk memperhatikan kondisi ekonomi negaranya dan juga negara-negara lain.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowadojo menyerukan para pembuat kebijakan untuk menyusun kebijakan yang bertujuan mendukung pertumbuhan dan mengurangi resiko sekaligus mempertahankan stabilitas moneter dan keuangan. Kebijakan moneter menjadi salah satu agenda penting yang dibahas dalam seminar internasional bersama ini.

"Ada tiga tantangan kebijakan ekonomi, tantangan pertama adalah strategi pertumbuhan keuangan usai krisis ekonomi, kedua kebijakan moneter yang optimal, dan ketiga adalah stabilitas keuangan di tengah divergensi kebijakan moneter dunia," kata Agus.

Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan para gubernur bank sentral se-Asia Timur dan Pasifik. Executives Meeting of East Asia and Pasific (EMEAP) ke-21 ini dihelat di Bali dan dihadiri 11 yurisdiksi yang menjadi anggota EMEAP, yaitu Australia, Selandia Baru, Indonesia Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Hong Kong, China, Korea dan Jepang.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF

Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.

Baca Selengkapnya
Kenapa Pemerintah Tidak Mencetak Uang untuk Membayar Utang? Ini Penjelasannya
Kenapa Pemerintah Tidak Mencetak Uang untuk Membayar Utang? Ini Penjelasannya

Untuk mencetak sebuah mata uang harus didahului dengan perencanaan uang Rupiah

Baca Selengkapnya
The Fed Diprediksi Bakal Pangkas Suku Bunga, Begini Dampaknya ke Pasar Kripto
The Fed Diprediksi Bakal Pangkas Suku Bunga, Begini Dampaknya ke Pasar Kripto

Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk di sektor kripto.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Sebenarnya Bank Indonesia Terpaksa Masih Tahan Suku Bunga Acuan
Terungkap, Ini Alasan Sebenarnya Bank Indonesia Terpaksa Masih Tahan Suku Bunga Acuan

Erwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
6 Cara Mengatasi Inflasi dan Penjelasannya, Perlu Diketahui
6 Cara Mengatasi Inflasi dan Penjelasannya, Perlu Diketahui

Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu, mengurangi daya beli uang.

Baca Selengkapnya
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan

Kusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.

Baca Selengkapnya
Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen
Demi penguatan Rupiah, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen

Melansir data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperjualbelikan direntang Rp16.417 per dolar AS.

Baca Selengkapnya
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia

The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Sederet Pesan Sri Mulyani untuk Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran
Sederet Pesan Sri Mulyani untuk Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran

Sederet pesan untuk calon menteri keuangan era kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya