Survei MarkPlus: 5 Dompet Digital Terbanyak Digunakan Selama Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Hasil survei MarkPlus Inc. mencatat adanya kecenderungan peningkatan transaksi secara digital selama pandemi covid-19. Sebab, masyarakat lebih memilih memenuhi kebutuhannya secara online.
Head of High Tech, Property & Consumer Goods Industry MarkPlus, Rhesa Dwi Prabowo, mengatakan pihaknya melihat 5 merek dompet digital yang memiliki pangsa pasar jumlah atau volume transaksi tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
"Survei dilakukan pada 502 responden yang mewakili kota-kota besar dengan penetrasi penggunaan smartphone tertinggi di Indonesia," kata Rhesa dalam konferensi pers virtual pada Rabu (2/9).
Di sini ShopeePay unggul dengan pangsa pasar sebesar 26 persen dari total volume transaksi e-wallet di Indonesia. Disusul OVO (24 persen dari total), GoPay (23 persen dari total), kemudian DANA (19 persen dari total) dan LinkAja (8 persen dari total).
Selain itu, integrasi ShopeePay dengan Shopee, bisa menangkap peluang dengan berbagai penawaran menarik, sehingga nilai transaksinya terus meningkat.
ShopeePay kembali menjadi merek paling sering digunakan di masa pandemi, dengan frekuensi transaksi rata-rata mencapai 7 kali tiap bulannya.
Disusul oleh DANA dengan rata-rata penggunaan sebanyak 6,4 kali tiap bulan, OVO dengan rata-rata 6,2 kali tiap bulan, GoPay rata-rata 6,1 kali tiap bulan, dan LinkAja rata-rata 5,7 kali tiap bulan.
"Tingginya penetrasi dompet digital biasanya tumbuh beriringan dengan kepercayaan para pengguna, termasuk nilai transaksi per bulan yang dialokasikan ke dalam merek-merek dompet digital tersebut," ujarnya.
Ternyata, ShopeePay lagi-lagi berhasil menempati peringkat pertama dengan total nominal transaksi terbesar per bulan sekitar Rp 149.000, unggul dibandingkan LinkAja, DANA, dan OVO di sekitar Rp 134.000, serta GoPay sekitar Rp 109.000.
Dengan nominal transaksi per bulan tersebut, ShopeePay kembali unggul berdasarkan total nilai transaksi dengan pangsa pasar 29 persen, diikuti OVO dengan 24 persen, GoPay dengan 19 persen, DANA 19 persen, dan LinkAja 8 persen.
Sehingga, ShopeePay menjadi dompet digital paling sering digunakan dengan hasil sebanyak 30 persen responden, OVO 25 persen, GoPay 21 persen, DANA 18 persen, serta LinkAja 5 persen.
Rhesa menambahkan, selain pengalaman belanja efektif dan efisien, integrasi tersebut sering diidentikan dengan penawaran promo atraktif yang dapat menaikkan daya beli pembeli.
Faktor ini juga yang membuat 53 persen responden memilih ShopeePay sebagai merek dompet digital yang dianggap paling memudahkan pengalaman belanja online, OVO 20 persen, GoPay dan DANA masing -masing 13 persen, dan LinkAja 2 persen.
"ShopeePay (38 persen responden) juga terpilih sebagai merek dompet digital yang dianggap memberikan promosi paling banyak jika dibandingkan dengan OVO (28 persen responden), GoPay (20 persen responden), DANA (11 persen responden), dan LinkAja (3 persen responden)," pungkasnya.
Layanan Transfer ShopeePay Tumbuh 6 Kali Lipat
Direktur Shopee Indonesia, Handhika Jahja, mengatakan Shopee menyediakan layanan e-money, ShopeePay yang telah dijamin keamanannya lewat supervisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). ShopeePay berguna untuk memberikan variasi metode pembayaran bagi user.
ShopeePay mencatat pertumbuhan transaksi offline 6 kali lipat dalam beberapa bulan terakhir. Di mana, transaksi di luar Jabodetabek meningkat lebih dari 8 kali dalam beberapa bulan terakhir.
Fitur transfer ShopeePay juga mencatatkan peningkatan 5 kali lipat dalam beberapa bulan terakhir, yang menandakan penggunaan metode pembayaran digital yang meningkat di antara pengguna ShopeePay.
Handhika menjelaskan hal ini menandai penggunaan metode pembayaran digital cukup tinggi. Maka dari itu, Shopee turut berkomitmen untuk merealisasikan Gerakan Nasional Non-tunai (GNT) yang dijalankan dengan komitmen dan anjuran Bank Indonesia.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaDi tahun 2023, Digiserve terus memacu pertumbuhan bisnis melalui terobosan produk dan layanan terbaik bagi para pelanggan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Produk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.
Baca SelengkapnyaBahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca SelengkapnyaKemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca SelengkapnyaImplementasi layanan Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau Digital ID sedang dipersiapkan pemerintah.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaModus terduga pelaku dalam menjalankan aksinya yakni pinjaman online.
Baca Selengkapnya