Rupiah Menguat ke Level Rp14.465 per USD Seiring Respons Membaiknya Ekonomi Global
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat d Senin pagi ini. Penguatan seiring respons positif pasar terhadap membaiknya data ekonomi global.
Pada pukul 9.51 WIB, Rupiah menguat 58 poin atau 0,4 persen menjadi Rp14.465 per USD dari sebelumnya Rp14.523 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini terlihat aset-aset berisiko menguat seperti indeks-indeks saham Asia dan indeks saham berjangka AS.
"Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat menguat lagi, yang mengindikasikan pasar melepas aset aman ini dan masuk ke aset berisiko," ujar Ariston.
Menurut Ariston, pasar mungkin mulai merespon positif membaiknya data-data ekonomi yang positif di tengah pandemi yang dirilis di akhir pekan lalu.
Data tenaga kerja AS pada Juni menunjukkan perbaikan melebihi ekspektasi dan data indeks aktivitas sektor jasa dan manufaktur AS, China, dan Eropa pada Juni juga menunjukkan peningkatan melebihi ekspektasi.
"Tapi di sisi lain, pasar masih akan mempertimbangkan peningkatan laju penularan COVID-19 global yang berisiko menurunkan kembali aktivitas ekonomi, seperti yang dilaporkan WHO dan ketegangan China yang makin memanas," kata Ariston.
Perkiraan Rupiah
Ariston memperkirakan Rupiah bisa terbantu menguat bergerak di kisaran Rp14.450 per USD hingga Rp14.570 per USD.
Pada Jumat (3/7) lalu, Rupiah melemah 145 poin atau 1,01 persen menjadi Rp14.523 per USD dari sebelumnya Rp14.378 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca Selengkapnya