Produksi rokok naik, target cukai Rp 104,7 T optimis tercapai
Merdeka.com - Kementerian keuangan optimis target penerimaan cukai yang ditetapkan dalam APBN-P 2013 sebesar Rp 104,7 triliun dapat tercapai. Ini lantaran produksi rokok yang notabene kontributor terbesar penerimaan cukai diperkirakan bakal meningkat hingga sekitar 340 miliar batang tahun ini.
"Melihat kecenderungan peningkatan volume produksi hasil tembakau dan kenaikan tarif cukainya pada tahun ini, diperkirakan Target Penerimaan Cukai APBN-P 2013 optimis terlampaui," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono, Jakarta, Sabtu (6/7).
Peningkatan penerimaan cukai terlihat dari laporan realisasi penerimaan Ditjen Bea dan Cukai pada semester I tahun ini. Hingga 28 Juni, penerimaan cukai mencapai Rp 52,6 triliun atau 2,4 persen lebih tinggi ketimbang targetnya di semester I yang sebesar Rp 51,3 triliun.
Realisasi itu naik sebesar 18 persen dibandingkan penerimaan cukai pada periode yang sama tahun lalu.
Laporan itu menyebut rokok menjadi penyumbang terbesar penerimaan cukai sebesar 96,06 persen. Diikuti Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) 3,76 persen dan Etil Alkohol (EA) 0,15 persen.
Terkait itu, Ditjen Bea dan Cukai akan melakukan sejumlah upaya agar target penerimaan cukai tahun ini tercapai. Diantaranya, operasi pengawasan dan penindakan terhadap barang kena cukai ilegal dan pelanggaran hukum lainnya, penerapan sistem aplikasi cukai secara sentralisasi, dan audit terhadap para pengusaha barang kena cukai.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaBanyak Rokok Murah, Kebijakan Kenaikan Cukai Jadi Tak Efektif Tekan Konsumsi?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Produksi PHR di Blok Rokan mencapai 172.710 BOPD, menjadi angka tertinggi sejak alih kelola dan menjadi angka produksi migas tertinggi di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan sempat mengalami kerusakan mesin yang mengakibatkan penurunan produksi klinker hampir 10 persen, sehingga menyebabkan kerugian.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaTujuan diterbitkannya PMK tersebut yaitu sebagai upaya mengendalikan konsumsi rokok oleh masyarakat.
Baca Selengkapnya