Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2019 Diramal Melambat di 4,9 Persen
Merdeka.com - Kepala Kajian Makro LPEM UI, Febrio Nathan Kacaribu, memperkirakan pertumbuhan ekonomi melambat di kuartal III 2019. Namun, akan kembali menguat di 2020.
"Secara overall ada konsensus 2019 ada 5,0 persen, kuartal III mungkin 4,9 persen, tapi 2020 ada penguatan," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Menara BCA, Jakarta, Jumat (18/10).
Dalam kesempatan serupa, Direktur Riset Centre of Reform on Economics Piter Abdullah mengungkapkan hal yang sama. Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 hanya sampai kisaran 4,95 persen hingga 5,05 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
"Untuk CORE pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 4,95 persen sampai 5 persen. Most likely di bawah 5 persen," ujarnya.
Dia mengungkapkan salah satu faktor pendorong dalam pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi yang berperan sebesar 56 persen terhadap keseluruhan perekonomian. Selanjutnya ada investasi yang jika digabung dengan konsumsi berkontribusi sebesar 80 persen terhadap ekonomi.
Oleh karena itu, di kuartal berikutnya, Piter meyakini kinerja perekonomian bakal kembali membaik karena faktor liburan Natal dan Tahun Baru.
"Di triwulan IV (pertumbuhan ekonomi) akan balik lagi karena faktor liburan natal dan tahun baru, karena secara siklus penurunan memang terjadi di September, Oktober, November dan Desember naik lagi," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaSektor konsumsi dan sektor perdagangan jadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi di semester II tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaProyeksi IMF tersebut lebih rendah dari target pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Asumsi Makro APBN 2024
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca Selengkapnya