Perluas Pasar Ekspor, Indonesia Bidik Amerika Latin
Merdeka.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Ratu Silvy Gayatri menyebut bahwa pemerintah tengah berupaya menggarap potensi pasar ekspor baru. Salah satu pasar non tradisional yang tengah dibidik Indonesia adalah Amerika Latin.
"Nilai perdagangan Latin Amerika USD 1,18 miliar, ini pasar nontradisional yang perlu kita garap dengan sungguh-sungguh dan dijadikan prioritas," kata dia di Kementerian Perdagangan, Senin (25/3).
Menurut dia, produk-produk yang dapat didorong untuk memasuki pasar Amerika Latin, di antaranya produk makanan dan minuman (mamin) dan furniture. "Sebetulnya ada yang sudah masuk. Seperti mamin dan Panama itu salah satu hub pelabuhan. Jadi yang ke Amerika Serikat, ke Panama dulu. Itu kan ada di tengah. Jadi itu harus dimanfaatkan," ujar dia.
Menurut dia, salah satu upaya yang bakal dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk Indosia-Latin America Business Council. Pembentukan dewan tersebut ditargetkan rampung sebelum gelaran TEI 2019 yang dimulai pada 16 Oktober mendatang.
"Dalam waktu dekat kita bentuk Indonesia-Latin America Business Council, B2B yang bergerak, karena percuma pemerintah kerja sama dengan negara itu tapi tidak ada eksekutor. Tanggal 15 itu nanti. Sebelum TEI tanggal 16 (Oktober)."
Saat ini, tantangan untuk memasuki pasar Amerika Latin cukup beragam. Lokasi geografis yang jauh, kata dia, kerap menjadi kendala. "Dari segi geografis memang jauh, tapi kan tinggal tambah dua jam saja dari Amerika Serikat," jelasnya.
Selain itu, tarif bea masuk ke pasar Amerika Latin, harus diakui memang masih tinggi. "Ada tarif. Kita sekarang sedang lakukan perundingan. Ada dengan chile sudah selesai. Peru masih proses. Itu step by step. Kita harus berupaya lakukan penetrasi pasar melalui perundingan di kawasan sana," ungkap dia.
"Harusnya tarif sampai nol biar kita bisa masuk. Kalau non tariff, hambatannya ada karantina. Mereka kan juga proteksi diri, karena mereka pertaniannya sudah maju, jadi mereka lakukan itu. Tapi kalau kita punya perjanjian, pasti itu bisa diminimalisir," tambahnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Arlinda mengatakan, upaya penetrasi ke pasar Amerika Latin memang bagian dari strategi Kementerian Perdagangan untuk mendorong dan memperluas pasar ekspor Indonesia.
"Pasar kita tetap adalah mempertahankan pasar utama, tapi kita juga lakukan ke pasar nontradisional, di antaranya ada Asia Selatan, Srilanka Bangladesh, Pakistan, dan India," ujar dia.
Terkait tarif bea masuk yang masih tinggi, Arlinda mengatakan, Kementerian Perdagangan akan menempuh cara perjanjian bilateral dengan negara-negara Amerika Latin untuk mengatasi masalah tersebut. "Ya pemerintah kan lewat Kemendag sedang melakukan beberapa perundingan bilateral, mungkin sudah kita dengar dari Pak Menteri (Perdagangan) target tahun ini ada beberapa perjanjian perdagangan yang akan kita lakukan," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan Terusan Panama, Amerika Serikat Justru Ingin Bangun Terusan Nikaragua
Pada abad 18, Amerika ingin membangun terusan di Nikaragua yang menghubungkan Atlantik dan Pasifik karena alasan ekonomi dan militer.
Baca SelengkapnyaPeringkat Paspor Indonesia di Urutan Ke-66 Dunia, Kalah dari Timor Leste, Malaysia dan Thailand
Dalam indeks tersebut menampilkan pemegang paspor Indonesia bisa bebas masuk visa ke 78 negara.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas
Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaDua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global
Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca Selengkapnya15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu
Banyak sekali pasar jalanan di seluruh penjuru dunia yang sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu. Yuk, simak pasar jalanan apa saja yang paling tua di dunia!
Baca SelengkapnyaPemerintah Bidik Afrika dan Amerika Latin buat Impor Minyak dan Gas
Negara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya
Pemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaFOTO: H-4 Lebaran, Ribuan Pemudik Padati Terminal Pulo Gebang
Sebelum Lebaran, sudah 2 ribu lebih pemudik meninggalkan Jakarta menuju kampung halaman melalui Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur.
Baca Selengkapnya