Penyaluran kredit UMKM naik 23 persen
Merdeka.com - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) menutup tahun 2017 dengan pencapaian yang positif meskipun kondisi perekonomian Indonesia masih cukup menantang. Bank Sampoerna berhasil mencatatkan perolehan laba setelah pajak (audited) sebesar Rp 36,57 miliar atau meningkat sebesar 6,4 persen dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya sebesar Rp 34,38 miliar.
Hal ini ditopang dengan meningkatnya penyaluran kredit yang diberikan dan penghimpunan dana pihak ketiga sehingga mendukung peningkatan pendapatan bunga bersih Bank Sampoerna. Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah mengatakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,07 persen di tahun 2017, Bank Sampoerna membukukan pertumbuhan kredit sebesar 8,04 persen. Pertumbuhan kredit ini sejalan dengan pertumbuhan kredit di industri perbankan secara keseluruhan yang juga bertumbuh sedikit di atas 8 persen.
"Sejalan dengan visi kami untuk berfokus pada UMKM, saya bersyukur bahwa pertumbuhan yang kami bukukan terutama didukung oleh penyaluran kredit ke UMKM. Saya juga optimis melihat pertumbuhan Bank Sampoerna dari tahun ke tahun yang didukung manajemen risiko yang semakin baik termasuk dalam hal pengelolaan portofolio pinjaman. Saya yakin Bank Sampoerna akan semakin memperoleh kepercayaan nasabah dan terus berkembang," ujar Ali dalam rilisnya, Selasa (27/3).
Pertumbuhan penyaluran kredit menjadikan total pinjaman yang disalurkan pada akhir 2017, menjadi Rp 6,2 triliun dibandingkan dengan per akhir 2016 yang hanya sebesar Rp 5,8 triliun.Dari portofolio pinjaman yang disalurkan tersebut, sekitar 78,0 persen disalurkan untuk UsahaMikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Di dalamnya sektor usaha Mikro mengalami peningkatan yang sangat tinggi hingga berkali-kali lipat.
Pertumbuhan kredit yang cukup signifikan ini dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari rasio NPL bruto yang berada pada tingkat 2,90 persen, menurun dibandingkan situasi per akhir 2016 yang berada pada tingkat 3,09 persen dan di bawah ketentuan yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen.
Salah satu upaya mendorong peningkatan penyaluran kredit, pada tahun 2017, Bank Sampoerna meluncurkan produk pinjaman super cepat dan fleksibel yaitu Probiz yang memberikan kemudahan bagi calon nasabah yang membutuhkan dana cepat.
Direktur SME, Funding, FI dan Jaringan Kantor, Ong Tek Tjan mengatakan bahwa Probiz ini diperuntukkan bagi nasabah maupun calon nasabah yang membutuhkan dana cepat. Selain itu juga memberikan kemudahan persyaratan dan prosedur yang sangat simple. Nasabah dapat membayarkan angsuran-nya kapanpun selama periode pinjaman. Nasabah juga dapat kapanpun menarik dan membayarkan pinjaman berkali-kali.
"Nasabah tidak perlu membayar bunga apabila dana tersebut belum digunakan. Inilah kenapa Probiz kami sebut dengan fleksibel," ujarnya.
Peningkatan penyaluran kredit tersebut diikuti dengan peningkatan perolehan dana pihak ketiga sebesar 7,7 persen atau menjadi Rp 6,7 triliun dari Rp 6,2 triliun pada akhir tahun 2016. Dana yang terhimpun dalam giro dan tabungan atau yang biasa disebut dengan dana murah, meningkat signifikan sebesar 23,2 persen.
Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan giro sebesar 82,7 persen dibandingkan dengan jumlah giro di tahun sebelumnya. Sementara tabungan dan deposito meningkat masing-masing sebesar 9,0 persen dan 5,5 persen selama periode yang sama. Meski demikian, komposisi dana pihak ketiga masih didominasi oleh deposito, yaitu sebesar 85,8 persen. Peningkatan dana pihak ketiga menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat dan brand awareness Bank Sampoerna dari waktu ke waktu terus meningkat.
Peningkatan penyaluran kredit dan perolehan dana pihak ketiga ini, berdampak pada perolehan pendapatan bunga bersih yang meningkat sebesar 16,1 persen atau menjadi Rp 532 miliar dari Rp 458 miliar di tahun 2016. Seiring dengan hal tersebut, rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) juga meningkat menjadi di level 93,1 persen pada Desember 2017 dibandingkan pada tahun sebelumnya sebesar 91,50 persen.
Secara terpisah, Henky Suryaputra, Chief Financial Officer (CFO) Bank Sampoerna menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan bunga bersih ini ditopang oleh pendapatan bunga yang meningkat sebesar 12,2 persen dari semula Rp.922 miliar pada 2016 menjadi Rp 1.034 miliar pada tahun 2017. Hal ini juga didukung oleh peningkatan margin bunga bersih (net interest margin) yang mencapai sebesar 6,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang hanya sebesar 6,5 persen.
Sepanjang tahun 2017 pemegang saham melakukan setoran modal sebesar Rp 150 miliar. Hal ini mencerminkan komitmen pemegang saham untuk mendukung pertumbuhan Bank Sampoerna secara berkesinambungan. Adanya setoran modal ini ditambah dengan akumulasi laba yang diperoleh menjadikan total ekuitas Bank Sampoerna menjadi sebesar Rp 1,3 triliun, dengan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) dijaga pada level 19,9 persen, jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Komitmen Pemegang Saham untuk terus mendukung Bank Sampoerna tercermin secara konsisten dengan dilakukannya setoran modal demi mendukung pertumbuhan Bank Sampoerna ke depannya", ujar Henky lebih lanjut.
Rasio keuangan lainnya dapat dicapai pada level yang baik, seperti ROA 0,65 persen, ROE 3,20 persen dan BOPO 93,92 persen. Secara total aset, Bank Sampoerna juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 8,8 persen menjadi Rp 8.2 triliun dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp 7,6 triliun.
"Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder kami, yang senantiasa mendukung dan memberikan kepercayaan kepada kami. Kepercayaan merupakan amanat yang harus kami jaga dan pelihara dengan baik agar tujuan mulia untuk mendukung perkembangan dan pemberdayaan para pengusaha di sektor UMKM dapat diwujudkan bersama", ujar Ali menutup pembicaraan.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaAmar Bank juga telah memiliki tim kerja yang berfokus untuk menggarap segmen korporasi dan komersil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaKemenKopUKM pun telah memanggil total 12 perbankan yang terbukti tidak menaati pedoman pelaksanaan KUR.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan.
Baca Selengkapnya