Pengusaha Harap Rupiah Stabil di Kisaran Rp 13.000 per USD Tahun ini
Merdeka.com - Pengusaha menyambut baik penguatan nilai tukar Rupiah yang kini berada pada level Rp 14.090 per USD. Namun, diharapkan di 2019, kurs Rupiah bisa lebih stabil di kisaran Rp 13.000 per USD.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan selama ini posisi Rupiah memang terus mengalami ketidakstabilan. Hal ini dinilai sebagai dampak dari kondisi global dan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Ketidakpastian ini akan terus terjadi, karena kita tidak tahu posisi dari pada Trump ini seperti apa, policy-nya tidak stabil. Jadi dengan isu perang dagang, ketidakpastian global yang terjadi, tentu saja membuat exchange tidak bisa stabil," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (7/1).
Namun demikian, dia yakin penguatan Rupiah yang terjadi hari ini bisa terus berlanjut. Setidaknya, Rupiah bisa stabil di level Rp 13.000 per USD.
"Kalau kita bisa stabil di Rp 13.000 saja ya, di angka itu. Sebenarnya buat kita itu yang masalah naik turunnya, karena kalau tidak stabil sangat merugikan. Karena kita banyak ekspor dan impor. Yang penting kita bisa remain stabil," kata dia.
Sementara untuk menekan ketergantungan terhadap Dolar AS, lanjut Shinta, para pengusaha kini mulai menggunakan mata uang lain dalam melakukan transaksi bilateral. Salah satunya memakai Yuan ketika berhubungan dagang dengan China.
"Saya rasa ini akan mulai di-explore. Saat ini ketergantungan kita kan sangat besar. Sementara di AS, The Fed masih bisa naik, dan kalau itu terus naik, pastinya akan ada dampaknya (ke Rupiah)," tandas dia.
Reporter: Septian DenySumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya