Pelaku Usaha Tak Mau Bangun Pabrik Pengolahan, Rumput Laut RI Akhirnya Dijual Murah
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Kadin bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto menyebut bahwa kendala terbesar pengelolaan rumput laut ada pada proses. Padahal, nilai jual rumput laut bisa naik 10 kali lipat jika diekspor setelah diolah.
Dia menyebut, saat ini belum ada satu pun pabrik pengelolaan rumput laut untuk kebutuhan ekspor. Alasannya, investasi untuk pembangunan pabrik tidak murah. Hasil konsultasi yang dilakukannya butuh investasi Rp200 miliar sampai Rp300 miliar untuk satu pabrik.
"Nah sampai sekarang pelaku usahanya belum ada karena investasinya sangat besar," kata Yugi saat ditemui di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (13/12).
Selama ini rumput laut mentah Indonesia banyak diekspor ke China dan Korea. Di sana, kata dia rumput laut banyak diproses untuk kosmetik dan obat-obatan. Lalu setelah jadi produk akan dijual kembali ke Indonesia. "Memang itu siklusnya bisnis kan," ucap Yugi.
Memang untuk satu produk itu membutuhkan tahapan berkali-kali. Hanya saja, dia ingin rumput laut yang diekspor sudah melalui proses di tahap satu. Misalnya dibuat tepung agar sebelum diekspor.
Perlu Pegerakan Pelaku Usaha
Untuk mewujudkan itu perlu ada pelaku usaha yang mau menggerakkan sektor ini. Sebab bahan baku rumput laut banyak. Tinggal perbankan atau modal ventura bisa mendanai agar menambah nilai jual.
"Jadi saran saya ada dibantu permodalan," katanya.
Caranya, melakukan penawaran investasi di sektor rumput laut pada para pelaku usaha. Bantuannya juga bisa berupa kepastian pasokan hingga mencarikan pasar.
Ini perlu jadi perhatian karena rumput laut olahan kini bersaing dengan produk berbahan kimia. Secara harga lebih murah namun tidak sehat seperti rumput laut. "Ada saingannya dan itu lebih murah, tapi lebih enggak sehat," tutup Yugi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jadi Kuli Pemotong Rumput di Malaysia, Pasutri TKI Ini Berhasil Bangun Rumah Mewah Bak Istana di Kampung Halaman
Ada bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaTak Ingin 50 Juta Warga Pantura Tenggelam, Prabowo: Pembangunan Tanggul Raksasa Harus Dipercepat
Proyek tanggul raksasa merupakan jawaban terhadap fenomena naiknya permukaan laut, terjadinya abrasi, hingga hilangnya banyak lahan.
Baca SelengkapnyaPria Ini Dulu Hidup di Jalanan, Kini Sukses Bangun Usaha Sablon Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Hari
Sempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mampu Gerakkan Roda Perekonomian, Ini Serba-Serbi Pelaksanaan F1 Powerboat 2024 di Balige
Keberhasilan penyelenggaraan ajang ini juga meningkatkan pariwisata dan membuka peluang untuk menjadi tuan rumah ajang bergengsi lainnya.
Baca SelengkapnyaRumah Sederhana Ini Punya Fasilitas Menakjubkan, Buka Pintu Langsung Laut Cantik 'Orang Kaya Mah Lewat'
Meski sederhana, namun pemiliknya setiap hari dimanjakan dengan berbagai hal menakjubkan.
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaBangun Pabrik HP Hanya Butuh Setengah Triliun, Prabowo: Ya Bangun Segera
Kedaulatan teknologi informasi terancam dengan impor ponsel senilai Rp 30 Triliun.
Baca SelengkapnyaKisah Pria Tulungagung Ternak Burung Peliharaan Para Raja, Harga Jualnya Capai Rp1 Miliar per Ekor
Menariknya, dengan modal yang cukup ringan, Abror bisa menghasilkan cuan melimpah dari penjualan burung perkutut.
Baca SelengkapnyaJual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau
Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca Selengkapnya5 Fakta Masjid Istiqlal yang Tidak Banyak Orang Tahu
Lima fakta Masjid Istiqlal yang tidak banyak orang tahu
Baca Selengkapnya