OJK Sebut Pangsa Bank Syariah di Indonesia Baru 9 Persen
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Wimboh Santoso menilai pangsa bank syariah di Indonesia hanya sembilan persen. Padahal jika dilihat dari data demografi, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Ia mendorong agar bank syariah menambah produk perbankan yang lebih inovatif lagi, agar masyarakat yang membutuhkan bantuan dana dapat merasakan manfaatnya.
"Bagaimana 270 juta penduduk Indonesia kalau nanti yang perlu lapangan pekerjaan bisa dapat. Yang sudah punya lapangan pekerjaan income-nya ya tambah gede," kata Wimboh.
Hal itu dia ungkapkan saat mengunjungi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (1/10).
Wimboh meresmikan Masjid Al-Latief milik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS yang dibangun melalui donasi dari OJK, Bank Mandiri, BNI dan BRI.
Dalam sambutannya, alumnus UNS itu berharap agar masjid tersebut dapat digunakan sebagai center of excellent.
"Dengan interior yang bagus dan fasilitas yang tersedia, saya berharap masjid ini tidak hanya menjadi tempat beribadah. Tetapi juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk melahirkan inovasi dan pemikiran kesyariahan," tuturnya.
Wimboh yang juga Guru Besar Dosen Tidak Tetap bidang Ilmu Manajemen Risiko FEB UNS menerangkan, sesuai dengan arah pembangunan ekonomi nasional, maka diperlukan adanya ruang untuk pertumbuhan ekonomi.
Artinya, lanjut dia, UMKM bisa mendapatkan pendanaan, masyarakat menjadi lebih produktif, dan daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh industri dapat meningkat.
"Ini ruang ekonomi harus tambah bagus. Kita punya dana KUR Rp250 triliun. Makanya ada BNI, BRI, dan Bank Mandiri. Ini channel kita agar bisa memberdayakan masyarakat supaya lebih produktif," terang dia.
Ia menambahkan, daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh industri harus ditingkatkan. Wimboh tidak ingin sektor real estate lesu dan pabrik motor maupun mobil tutup.
"Sehingga bisa beli segala macam yang lebih banyak lagi. Yang belum bisa beli rumah, supaya bisa beli rumah. Kalau tidak ada yang beli motor baru ya produksinya tutup, ndak bisa. Lantas juga mobil sama. Jadi, bagaimana ruang pertumbuhan ekonomi itu harus kita ciptakan," pungkas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaOJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaMengejutkan, Ternyata 23,7 Persen Orang Dewasa di Indonesia Belum Punya Rekening Bank
Pada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaResmi Ditutup, OJK Harap BFN-IFSE 2023 Tingkatkan Literasi Teknologi Keuangan Digital
Sektor fintech syariah dapat terus tumbuh dan mampu menjawab kebutuhan keuangan konsumen Muslim di Indonesia.
Baca SelengkapnyaOJK: Tabungan Orang Indonesia Naik Menjadi Rp8.441 Triliun di Februari 2024
Berdasarkan data OJK, tabungan orang Indonesia pada bulan Februari meningkat jadi Rp8.441 triliun.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaJokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen
Padahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca Selengkapnya