Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kesepakatan tiga negara soal karet

Kesepakatan tiga negara soal karet pohon karet. shutterstock

Merdeka.com - Thailand, Indonesia dan Malaysia telah menandatangani perjanjian dan kesepakatan untuk menyikapi tren menurunnya harga komoditas karet dunia. Tiga negara pengekspor karet alam terbesar dunia sepakat melakukan pengurangan ekspor dan peremajaan kembali pohon karet untuk mengatasi turunnya harga karet di pasar internasional.

"Dengan kesepakatan ini Thailand akan meremajakan kembali (re-planting) lahan karetnya sebanyak 80.000 hektar, Indonesia 50.000 hektar, dan Malaysia 30.000 hektar," ujar Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Asril Sutan Amir kepada merdeka.com Kamis (23/8).

Peremajaan kembali lahan karet akan dilakukan di seluruh lahan pohon karet yang umurnya sudah tua di seluruh Indonesia. Semisal di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat.

"Dengan peremajaan ini volume ekspor akan terkurangi dan akan tumbuh kembali dalam 5 tahun," tambahnya.

Selain melakukan peremajaan kembali, langkah yang juga akan dilakukan adalah mengurangi hari penyadapan karet. "Kita juga akan turunkan volume ekspor dengan mengurangi hari sadap menjadi 2 hari sekali, sebelumnya bisa sehari 2 kali," jelasnya.

Penurunan ekspor sebesar 10 persen di tiga negara. Artinya sebanyak 300.000 ton untuk ketiga negara. Jadi, rata-rata 100.000 an ton per negara dengan catatan rata-rata produksinya 1 jutaan ton.

Skema kesepakatan ini, kata dia, sesuai dengan pembagian volume ekspor ketiga negara selama ini. Thailand saat ini menjadi pengekspor terbesar yaitu 3,1 juta ton per tahun, Indonesia 2,9 juta ton, dan Malaysia 900.000 ton.

"Jadi pengurangan ekspornya juga pembagiannya 3:2:1. Thailand mengurangi 160.000 ton, Indonesia 150.000 ton, dan Malaysia 45.000 ton," papar Asril.

Harga karet alam dunia saat ini ada di kisaran USD 2,5 per kilogram. Dengan langkah kesepakatan ini diharapkan harga bisa mencapai USD 3-4 per kilogram.

(mdk/oer)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Serikat, Ini Penjelasannya
Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Serikat, Ini Penjelasannya

Ada berbagai bentuk negara di dunia, dan masing-masing memiliki cirinya tersendiri.

Baca Selengkapnya
Daftar Negara Paling Berpolusi di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Daftar Negara Paling Berpolusi di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut adalah daftar negara dengan polusi udara terparah di dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan

Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya
16 Februari: Hari Protokol Kyoto, Perjanjian Internasional Kurangi Polutan
16 Februari: Hari Protokol Kyoto, Perjanjian Internasional Kurangi Polutan

Dibutuhkan komitmen setiap negara untuk mengurangi gas polutan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Siapkan Ganti Rugi Plus untuk 2.068 Hektare Lahan Warga Terdampak di Ibu Kota Nusantara, Skema Ditawarkan Seperti Ini
Pemerintah Siapkan Ganti Rugi Plus untuk 2.068 Hektare Lahan Warga Terdampak di Ibu Kota Nusantara, Skema Ditawarkan Seperti Ini

Pemerintah Siapkan Ganti Rugi Plus untuk 2.068 Hektare Lahan Warga Terdampak di Ibu Kota Nusantara, Skema Ditawarkan Seperit Ini

Baca Selengkapnya
Izin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara
Izin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara

Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya