Kementan Target Pendapatan Petani Meningkat 6 Kali Lipat Tahun ini
Merdeka.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pendapatan petani bisa meningkat hingga 6 kali lipat di 2019. Salah satunya dengan memaksimalkan rawa menjadi lahan persawahan untuk komoditas padi.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan selama ini lahan rawa banyak yang terbengkalai atau tidak digarap secara baik. Akibatnya produksi padi di lahan ini sekitar 2 ton per hektare (ha).
"Lahan rawa ini lahan tidur yg harus dioptimalkan. Dulu produksinya 2 ton per ha," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (11/2).
Namun, kini Kementan telah menemukan varietas bibit yang cocok untuk ditanam di lahan jenis tersebut. Bahkan, varietas ini diklaim mampu menghasilkan padi 6 ton per ha.
"Kita sudah temukan bibit yang cocok untuk rawa namanya Inpara dan produksinya 6 ton, 3 kali lipat. Dan kita mengatur sirkulasi air sehingga bisa nantinya tanam 3 kali. Ini artinya produktivitasnya naik dari 2 menjadi 6. Pendapatan petani bisa naik 6 kali lipat," kata dia.
Rencananya, varietas ini akan ditanam oleh petani di lahan seluas 500.000 ha yang tersebar di lahan rawa sejumlah provinsi. "Rencana optimalisasi 500 ribu ha. Fokus yg besar di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan. Ada tambahan di Bengkulu dan Jambi," tandas dia
Reporter: Septian DenySumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaPemerintah kini berupaya mengejar capaian target angka kemiskinan yang dipatok turun sekitar 6,5 hingga 7,5 persen dari total sekitar 26 juta jiwa di tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenurut Mentan, pertanian semakin maju karena dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Angka kemiskinan nasional berdasar data BPS masih 9,36 persen, jauh di atas target pada RPJMN 2020-2024 sebesar 6,5 – 7,5 persen.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaMentan Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan penambahan alokasi pupuk subsidi hingga Rp 28 triliun.
Baca SelengkapnyaUntuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca Selengkapnya