Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Izin Turun dari Kemendag, RNI Impor Gula 50.000 Ton Akhir Bulan Ini

Izin Turun dari Kemendag, RNI Impor Gula 50.000 Ton Akhir Bulan Ini gula. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Eko Taufik Wibowo mengatakan, pihaknya akan mengimpor sebanyak 50.000 ton gula kristal putih (GKP) pada akhir April mendatang. Rencana impor tersebut telah mendapat persetujuan dari Kementerian Perdagangan pada 7 April lalu.

"SPI (Surat Perizinan Impor) dari Kementerian Perdagangan dikeluarkan pada 7 April 2020. Proses lelang minggu kedua sampai ketiga. Proses impor April minggu keempat. Proses distribusi Mei minggu pertama," ujar Eko melalui rapat virtual dengan DPR di Jakarta, Senin (20/4).

Eko mengatakan, pihaknya mengantisipasi kebijakan pembatasan pergerakan secara besar-besaran atau lockdown di beberapa negara asal impor gula. Untuk itu, perusahaan pelat merah tersebut memetakan empat negara mitra yang dimungkinkan bisa mengimpor.

"Sama seperti yang disampaikan Pak Buwas (Dirut Bulog) kami wanti-wanti karena beberapa sumber yang akan memasok ini terkena lockdown terutama India. Perusahaan telah mempersiapkan empat opsi negara asal yaitu Brazilm Thailand, Australia dan India," jelasnya,

Dia menambahkan, RNI terus mengantisipasi kenaikan harga gula jelang Ramadan. Selain itu, persoalan impor komoditas pangan tersebut juga dihadapkan dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) yang terus berfluktuasi.

"Lalu gula diwanti-wanti dan ada kecenderungan ketidakstabilan suplai dan kurs yang sedikit merepotkan kami dan akan memperlambat proses lelang. Tetapi memasuki Lebaran, Ramadan pasar bisa kami penuhi," tandasnya.

Sejumlah Negara Pelit Impor

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso memprediksi bahwa sejumlah negara rekan dagang Indonesia bakal mulai menutup keran ekspornya setelah merebaknya Covid-19. Hal ini tentu bakal berdampak pada Indonesia.

Prediksi kami dengan Covid-19 ini, kami harus punya stok yang maksimal di mana beberapa negara ini sudah mulai menutup, seperti dulu kalau kami bisa impor, di Thailand Vietnam, beberapa negara hari ini mereka sudah mulai membatasi ekspor mereka ke negara-negara lain, kata dia, dalam RDP virtual dengan Komisi IV, Kamis (9/4).

Upaya menjamin stok pangan ditempuh Bulog dengan cara memaksimalkan penyerapan bahan pangan dari dalam negeri. Bahan pangan yang diserap tersebut kemudian mulai di cadangkan untuk kebutuhan masyarakat. "Jadi kami harus memaksimalkan serapan dalam negeri," ujar dia.

Budi Waseso mengatakan, untuk memperkuat stok bahan pangan, pihaknya pun mulai melirik bahan pangan lain selain beras. Sagu, makanan khas di sejumlah wilayah Indonesia timur pun mulai diserap Bulog.

"Kami sudah mengelola pangan lain, seperti tadi Sagu kami sudah bekerja sama dengan beberapa komunitas petani di wilayah khususnya di Indonesia timur di mana divisi-divisi daerah kami sudah mulai menyerap sagu untuk kita simpan, kita cadangkan untuk nanti digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang mengonsumsi Sagu. Ini akan kita tingkatkan sesuai dengan kebutuhan nanti," urai dia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Pemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag

Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bakal Impor 2 Juta Ton Beras di 2024, Ini Daftar Negara Asalnya
Pemerintah Bakal Impor 2 Juta Ton Beras di 2024, Ini Daftar Negara Asalnya

Namun demikian, Bulog belum mendapatkan dokumen penugasan secara resmi dari pemerintah.

Baca Selengkapnya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
4 Negara yang Paling Banyak Berminat Investasi di IKN Nusantara
4 Negara yang Paling Banyak Berminat Investasi di IKN Nusantara

Terbaru, surat pernyataan minat tersebut telah mencapai 328 LoI.

Baca Selengkapnya
Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia
Dewan Energi Nasional: PHE Mampu Sejajar dengan Perusahaan Migas Dunia

PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Baca Selengkapnya
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.

Baca Selengkapnya
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah

Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Bulan Maret Turun 2,60 Persen
Impor Indonesia di Bulan Maret Turun 2,60 Persen

Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.

Baca Selengkapnya
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton

Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya