Investasi Petrokimia Arab Saudi Genjot Penggunaan Gas Bumi RI
Merdeka.com - Pengamat Publish What You Pay (PWYP), Meliana Lumbantoruan, menilai rencana investasi Arab Saudi terkait industri petrokimia dapat menyerap cadangan gas bumi secara maksimal. Sebab, selama ini pemerintah sendiri belum bisa memanfaatkan atau memaksimalkan produksi cadangan gas bumi yang ada di tingkat domestik.
"Kami menyambut positif langkah kebijakan kedua negara, dengan tujuan memaksimalkan produksi gas bumi khususnya di Tanah Air," kata Meliana dikutip Antara, Kamis (18/4).
Menurutnya, banyak perusahaan atau industri di Tanah Air yang membutuhkan gas bumi sebagai bahan baku operasional. Oleh karenanya, jika rencana kerjasama kedua negara dapat terwujud, diharapkan bisa mengelola cadangan gas bumi dengan baik untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Kendati demikian, Meliana juga memberikan catatan terkait rencana kerjasama investasi kedua negara tersebut. Terutama terkait skala gas bumi yang bisa diserap oleh Arab Saudi dan dampak penerimaan kepada negara.
Penghitungan skala itu ditujukan agar pemerintah memperoleh gambaran kebutuhan gas bumi secara nasional. "Kedua hal itu perlu ada hitungan kalkulasinya," kata Meliana.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerjanya ke Arab Saudi menerima kunjungan Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi Khalid Al-Falih untuk menindaklanjuti kerja sama Aramco-Pertamina menggarap kilang Cilacap.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut mengatakan, selain melakukan kerja sama di bidang kilang minyak, pihak Saudi juga tertarik untuk bekerja sama dalam bidang industri petrokimia.
"Menurut rencana akan ada kunjungan dari Saudi ke Indonesia guna membahas rencana peningkatan kerjasama investasi baik di bidang energi yang terkait minyak maupun industri Petrokimia," jelasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PGN terbuka dan mendorong bagi semua sektor usaha untuk menggunakan gas bumi agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata bersama.
Baca SelengkapnyaInsentif harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk 7 sektor industri membuat penerimaan negara turut berkurang hingga Rp15,6 triliun.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pihak pengelola kawasan memperkirakan terdapat potensi industri dengan kebutuhan gas mencapai sebesar 45 Billion British Thermal Unit Per Day (BBTUD).
Baca SelengkapnyaMerauke memiliki potensi pertanian yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya di Indonesia bagian timur.
Baca SelengkapnyaPGN memperketat pengamanan dan meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah insiden keamanan yang dapat mengganggu ataupun merugikan lingkungan.
Baca SelengkapnyaFilipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas secara volumetrik masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca Selengkapnya