Ini Alasan Tingkat Imbal Hasil SBR007 Lebih Rendah
Merdeka.com - Kementerian Keuangan secara resmi telah menerbitkan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR007. Lewat instrumen ini, para investor dalam negeri akan mendapatkan tingkat kupon atau bunga sebesar 7,50 persen.
Kendati begitu, tingkat kupon yang ditawarkan pada instrumen SBR007 ini terbilang menurun apabila dibandingkan instrumen yang sebelumnya diterbitkan pemerintah pada awal April lalu. Yakni SBR006, dengan tingkat bunga mencapai 7,95 persen.
Lantas apa yang menyebabkan SBR kali ini lebih rendah dibanding sebelumnya?
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman, mengatakan turunnya tingkat bunga atau imbal hasil SBR007 kali ini dikarenakan peningkatan pangsa pasar yang juga mengalami penurunan. Padahal, tingkat kupon yang diberikan pada tahun lalu bisa mencapai di atas itu.
"Kalau penerbitan kupon itu sangat mudah kita liat aja di secondary marketnya seperti apa kalo dulu bisa sifatnya bisa 8 persen (kuponnya)," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (11/7).
Di sisi lain, penurunan ini juga disebabkan lantaran ketidakpastian tingkat suku bunga yang diberikan oleh bank sentral Amerika Serikat kian menurun. Apalagi ditambah dengan pernyataan Gubernur The Fed yang sempat menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga acuan mereka tahun ini.
"Pernyataan the fed dovish itu kan mengakibatkan adanya penurunan suku bunga atau yield obligasi yang cukup signifikan nah itu dia artinya kan harus kita sesuaikan juga," terangnya.
Sebagai informasi, dalam penawaran ini, pemerintah memberikan tingkat kupon SBR007 sebesar 7,50 persen untuk periode 3 bulan pertama pada tanggal 31 Juli 2019 sampai dengan 10 Oktober 2019. Di mana pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembelian/pemesanan minimal untuk ST012-T2 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BTN tidak pernah mengeluarkan produk investasi dengan iming-iming bunga tinggi hingga mencapai 10 persen per bulan.
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaKemenKopUKM pun telah memanggil total 12 perbankan yang terbukti tidak menaati pedoman pelaksanaan KUR.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnya