Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia Ekspor Smelter Grade Alumina dari KEK Galang Batang Senilai Rp104 Miliar

Indonesia Ekspor Smelter Grade Alumina dari KEK Galang Batang Senilai Rp104 Miliar Pelabuhan. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melepas ekspor perdana tahun 2022 Smelter Grade Alumina (SGA) dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau pada Selasa (25/01). Nilai ekspor perdana pada tahun 2022 ini mencapai Rp104 miliar dengan volume 21.001 ton.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, KEK Galang Batang mulai melakukan ekspor Smelter Grade Alumina (SGA) pada 2 Juli 2021 lalu. Jumlah ekspornya sebanyak 530 ribu ton dengan nilai Rp2,6 triliun.

Tahun ini KEK Galang batang akan mengekspor hasil olahan bauksit ke China dan Malaysia yang diproduksi PT Bintan Alumina Indonesia (BAI)

"PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang akan melepaskan ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) tahun 2022 dengan tujuan Tiongkok. Selanjutnya, telah juga dijadwalkan untuk ekspor dengan tujuan Tiongkok dan Malaysia," kata Airlangga dalam keterangan pers, Jakarta, Selasa (25/1).

Nantinya, PT BAI akan mengembangkan hilirisasi sampai aluminium ingot. Untuk tahun ini, PT BAI akan memproduksi Smelter Grade Alumina sebesar 1 juta ton. Selanjutnya, di tahun yang sama akan diselesaikan pengembangan untuk mencapai produksi sebanyak 2 juta ton. Sementara untuk produksi aluminium ingot direncanakan dapat berproduksi pada tahun 2025 dengan produksi sebanyak 400 ribu ton per tahun.

"Produksi smelter grade alumina dan aluminium ingot di masa yang akan datang, akan mempercepat hilirisasi bauksit ke aluminium ingot yang diperlukan industri dalam negeri untuk berbagai jenis produk, seperti pelat, billet, scrap, dan bentuk profil yang akan diperlukan dalam banyak proses industri seperti pesawat terbang, kapal, otomotif, dan konstruksi," papar Airlangga.

Pemerintah mendorong hilirisasi industri agar dapat menciptakan nilai tambah yang jauh lebih besar dan berkontribusi positif pada perekonomian nasional. Sebagai contoh, peningkatan nilai tambah dari bauksit sampai dengan aluminium ingot.

Setiap 6 ton bauksit yang diolah akan menghasilkan 2 ton Smelter Grade Alumina dan setiap 2 ton SGA yang diolah akan menghasilkan 1 ton aluminium ingot. Sehingga, setiap ton aluminium ingot membutuhkan 6 ton bauksit.

Sementara itu bila dihitung secara nilai, harga per ton bauksit saat ini adalah USD 31,37. Maka untuk setiap 6 ton bauksit seharga USD 188,22.

Untuk setiap 2 ton SGA yang dihasilkan akan bernilai USD770, maka terjadi kenaikan nilai tambah dari 6 ton bauksit menjadi 2 ton SGA sebesar 4 kali. Untuk setiap ton alumunium ingot yang dihasilkan dari 2 ton SGA bernilai USD 3.174, atau terjadi kenaikan sebesar 4 kali.

Sehingga, dapat disederhanakan pengolahan 6 ton bauksit menjadi 1 ton aluminium ingot akan memberikan kenaikan nilai tambah sebesar 16 kali. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat hilirisasi bahan tambang untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri. Selain itu, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari hilirisasi berupa pajak dari perusahaan, penerimaan negara dan memperluas lapangan kerja.

Industri Serap Banyak Tenaga Kerja

KEK Galang Batang merupakan salah satu contoh atau role model dalam pengembangan kawasan dan industri yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekspor. Hingga akhir tahun 2021, jumlah investasi yang telah direalisasikan sebesar Rp15,7 triliun.

Angka ini sudah mendekati setengah dari rencana total investasi sebesar Rp36,25 triliun pada tahun 2025.

Saat ini, jumlah tenaga kerja yang telah terserap sebanyak 3.480 orang. Pemerintah berharap jumlah tenaga kerja akan menjadi 13 ribu orang pada tahun 2025.

KEK Galang Batang merupakan sentra choke point Selat Malaka, berdekatan dengan Batam Free Trade Zone dan Selat Philip. Lokasi KEK Galang Batang mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan.

Lokasi strategis ini menjadi keuntungan dalam menciptakan peluang bisnis. Sehingga KEK Galang Batang diharapkan mampu memberikan dampak bagi perekonomian nasional melalui hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan program hilirisasi industri.

Pengembangan KEK Galang Batang sejalan dengan pengembangan terintegrasi Kawasan Batam Bintan Karimun yang telah disusun dalam bentuk Rencana Induk Kawasan Batam, Bintan. Kawasan Karimun akan mensinergikan pengembangan kawasan utama agar wilayah ini semakin kompetitif, berdaya saing, dan semakin berkembang.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kunker ke Kalbar, Jokowi Resmikan Bandara Singkawang Senilai Rp427 Miliar

Kunker ke Kalbar, Jokowi Resmikan Bandara Singkawang Senilai Rp427 Miliar

Jokowi juga diagendakan menuju Kabupaten Mempawah menggunakan mobil meninjau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Targetkan Smelter Freeport Beroperasi 2024, Buka Perekrutan 20 Ribu Anak Muda Indonesia

Jokowi Targetkan Smelter Freeport Beroperasi 2024, Buka Perekrutan 20 Ribu Anak Muda Indonesia

Presiden Jokowi menargetkan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton

Baca Selengkapnya
Kunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari

Kunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari

Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah

Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah

Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Segini Nominal Santunan Korban Ledakan Tungku Smelter di Morowali, Rp600 Juta untuk yang Meninggal

Segini Nominal Santunan Korban Ledakan Tungku Smelter di Morowali, Rp600 Juta untuk yang Meninggal

Korban meninggal dunia berjumlah 18 orang terdiri dari 10 orang tenaga kerja Indonesia dan delapan tenaga kerja asing (TKA) asal China.

Baca Selengkapnya
Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.

Baca Selengkapnya