Hingga Juli, BRAU keruk 14 juta ton batu bara
Merdeka.com - PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) mencatatkan produksi batu bara hingga akhir Juli 2014 sebanyak 14 juta ton batu bara. Pengerukan batu bara ini disebut telah sesuai dengan rencana produksi awal tahun.
"Akhir Juli produksi kita 14 juta ton. Ini sudah memperhitungkan puasa dan lebaran. Sejauh ini sesuai dengan rencana produksi awal," ucap Direktur Operasional BRAU, Arief Wiedhartono dalam konferensi pers di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Rabu (6/8).
Direktur Utama BRAU, Amir Sambodo masih mengharapkan tambahan produksi dari Kementerian ESDM. Amir berharap total produksi batu bara tahun ini disetujui di atas 24,2 juta ton. "Indikasi kita produksi sepanjang tahun akan di atas 24,2 juta ton. Tahun lalu itu kan 22,3 juta ton. Kita masih harapkan tambahan produksi," kata Amir.
Perseroan telah mengajukan target produksi batu bara tahun ini sebesar 26 juta ton, namun pemerintah menetapkan 24,2 juta ton. Dengan begitu, tidak bisa memasuki pasar baru. "Kita ajukan 26 juta, dengan pertimbangan 24 juta ya ikut pemerintah. Pelanggan kita lakukan penjatahan. Ada potensi pasar baru yang belum bisa kita penuhi."
Saat ini, produksi batu bara BRAU paling banyak di ekspor keluar negeri, seperti China dan India. Sekitar 20 persen domestik, 80 persen ekspor.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaDari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaGRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaPer 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Bulog total ada 1,4 juta ton.
Baca SelengkapnyaDia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaApabila dilihat dari periode lebaran tahun sebelumnya, total volume lalin tersebut lebih tinggi sebesar 12,97 persen atau naik sebanyak 714.794 kendaraan.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca Selengkapnya