Hasil penjualan Sukuk negara ritel seri SR-010 tembus Rp 8,43 triliun
Merdeka.com - Kementerian Keuangan mencatat hasil penjualan sukuk negara ritel (Sukri) dengan seri SR-010 sebesar Rp 8,43 triliun. Penjualan tersebut sedikit lebih besar dari target awal penjualan awal yang dilakukan oleh seluruh agen penjual sebesar Rp 8,10 triliun.
Terdapat 22 agen penjual dalam penerbitan kali ini, yang mana 20 di antaranya merupakan perbankan dan dua sisanya merupakan perusahaan sekuritas. Demikian dikutip dari keterangan resmi Direktorat Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (19/3).
Penjualan terbesar dilakukan oleh PT Bank Central Negara (BCA) sebagai kategori bank konvensional dengan nominal sebesar Rp 1,37 triliun, kemudian kategori bank syariah melalui PT Bank Syariah Mandiri sebesar Rp 521,97 miliar dan untuk kategori perusahaan sekuritas melalui PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebesar Rp 644,53 miliar.
Adapun tingkat imbalan SR-010 sebesar 5,90 persen per tahun (fixed rat), dengan tenor tiga tahun hingga tanggal jatuh tempo pada 10 Maret 2021. Pembayaran imbalan dilakukan pada tanggal 10 di setiap bulan.
SR-010 ini menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased, dengan menggunakan proyek-proyek infrastruktur pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Perhubungan (99 persen) sebagai underlying assets.
Proyek-proyek infrastruktur pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut berupa jaringan irigasi air tanah, bendungan, embung, jalan, jembatan, sistem pengelolaan drainase, sistem penyediaan air minum terfasilitasi, dan sarana penanggulangan bencana alam.
Sedangkan proyek-proyek infrastruktur pada Kementerian Perhubungan berupa prasarana perkeretaapian, fasilitas pelabuhan, layanan lalu lintas dan angkutan laut, serta layanan kenavigasian dan kapasitas bandar udara.
Penjualan SR-010 menjangkau 17.922 investor di seluruh provinsi di Indonesia dengan rata-rata pembelian Rp471 juta per investor. Adapun profil investor Sukuk Negara Ritel seri SR-010 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah investor terbesar berada pada kisaran pembelian Rp 5 juta-Rp 100 juta (43,94 persen) dan pada kisaran pembelian Rp 105 juta-Rp 500 juta (35,40 persen).2. Jumlah investor terbesar berdasarkan wilayah berasal dari Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta yaitu mencapai 56,90 persen. Sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai 32,04 persen, wilayah Indonesia Bagian Tengah 10,47 persen, dan di wilayah Indonesia Bagian Timur 0,59 persen.3. Jumlah investor terbesar berdasarkan kelompok profesi adalah Profesional, Pegawai Swasta, dan BUMN/Lembaga dengan persentase sebesar 32,75 persen.4. Berdasarkan kelompok umur, jumlah investor terbesar berada pada kelompok umur 41-55 tahun, yaitu mencapai 38,26 persen.
Dengan penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-010 ini, maka sejak tahun 2009, Pemerintah telah menerbitkan Sukuk Negara Ritel total sebesar Rp 144, 77 triliun yang menjangkau 243.364 orang investor individu.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, suku bunga diproyeksi sudah berada di puncak. Ini merupakan momen yang tepat untuk mengunci imbal hasil tinggi dan stabil.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaRealisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca SelengkapnyaAwal merintis bisnisnya, Sueb mendapat omzet puluhan juta. Kini Sueb mampu meraih omzet hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaDugaan tersebut mencuat setelah pihak PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) melaporkan BVS ke Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya).
Baca SelengkapnyaPenyerahan uang itu dilakukan atas izin Sekretaris Jenderal Kementan periode 2021–2023 Kasdi Subagyono
Baca SelengkapnyaBank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca Selengkapnya