Hadiri Pertemuan G20, Pemerintah Sampaikan Strategi Transisi Energi Pro Lingkungan
Merdeka.com - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan bersama Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan tingkat menteri negara-negara G20. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas transisi energi yang selaras dengan perlindungan lingkungan di Kota Karuizawa, 150 kilometer utara Tokyo, Jepang.
Ministerial Meeting tersebut akan menyepakati Komitmen Energi G20 dalam Dokumen Lengkap Ministerial Communique, yang dibahas pada Energy Transitions Working Group (ETWG). Di mana pertemuan ini juga akan mengintegrasikan isu perubahan iklim, Jepang mengangkat tema utama transisi energi yang selaras dengan perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi dalam "3E+S" yaitu Energy Security, Economic Efficiency and Environment (3E) and Safety (S).
Jepang juga memprioritaskan agenda Innovation dan advanced energy issues, yaitu Hidrogen, Carbon Capture Storage and Utilization (CCUS), Well-to-Wheel Analysis dan Nuklir serta Research and Development 20 (RD20).
Pada kesempatan kali ini, Indonesia berupaya melakukan berbagai upaya dan respon strategis, sehingga Sekretariat G20 Jepang mengakomodasi sejumlah isu dalam Third Draft Communique yang antara lain, memasukkan Sustainable Development Goals (SDGs)/Agenda 2030 sebagai referensi utama Komunike, dengan mengakui implementasi Transisi Energi yang beragam sesuai SDGs (SDG7).
Kemudian memasukkan biofuels sebagai salah satu Energy Innovations, serta bioenergy sebagai bagian dari Energi Terbarukan dan Transisi Energi di dunia pada beragam penggunaan terutama pembangkit listrik dan transportasi. Selanjutnya, memasukkan aspek affordability pada Energy Efficiency dan Power System, dan mengangkat Clean and Affordable Energy Access sebagai bagian tersendiri.
Selain itu pemerintah juga menekankan pentingnya memahami situasi masing-masing negara dalam pengembangan CCUS, dan mendorong kolaborasi internasional dalam pengembangan Hidrogen yang relatif masih baru.
Kemudian memfokuskan Well-to-Wheel hanya untuk mengembangkan potensi efisiensi energi, dan tidak untuk standardisasi perhitungan emisi CO2 kendaraan bermotor di setiap negara dan menyederhanakan pembahasan nuklir dan mengakomodasi kepentingan negara non-pemakai nuklir.
Selain mengikuti Ministerial Meeting, Menteri Jonan juga dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan beberapa negara, salah satunya dengan Jepang dengan agenda menyaksikan Penandatanganan Head of Agreement (HoA) INPEX untuk pengelolaan Blok Masela, sumber di perairan Maluku.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konferensi AICEE tahun ini menjanjikan serangkaian topik yang mencerminkan beraneka ragam sifat energi dan permasalahan lingkungan.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaRumah bersama ini merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait untuk percepatan transisi EBT.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Jokowi dalam agenda 2 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN melakukan perubahan di pimpinan puncak PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaSelain itu, industri pertambangan juga diwajibkan untuk membangun smelter di lokasi yang dekat dengan sumber bahan baku.
Baca Selengkapnya