Ekonomi membaik, BNI bidik pertumbuhan kredit 17 persen di 2016
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 16-17 persen hingga akhir 2016. Angka tersebut di atas target pertumbuhan kredit perbankan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di kisaran 13-15 persen.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni memperkirakan kondisi ekonomi Indonesia tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu. Sehingga proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini juga lebih besar ketimbang realisasi pertumbuhan ekonomi 2015.
"Ini sinyal ekonomi mulai bergerak membaik apalagi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016 sebesar 5,14 persen bergerak ke arah cukup tinggi," ujarnya di kantornya, Jakarta, Kamis (13/10).
Sedangkan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diproyeksikan di kisaran 15-16 persen. Target pertumbuhan DPK lebih rendah dari pertumbuhan kredit karena untuk menjaga rasio Loan to Deposito (LDR).
Baiquni menyebutkan, strategi yang dilakukan persero untuk mencapai target tersebut melalui sinergi dan cross selling seluruh perusahaan BNI Grup. Menurutnya, selama ini sinergi BNI dengan anak perusahaan sudah dilakukan tetapi belum optimal. Perseroan telah menyusun beberapa strategi dan akan diimplementasikan pada tahun ini.
Di sisi lain, untuk mencapai target profitabilitas, BNI berupaya mengimbangi ekspansi kredit dengan menjaga kualitas kredit BNI menargetkan rasio kredit bermasalah (NPL) tahun ini di bawah 3,1 persen.
Posisi NPL gross BNI pada kuartal III-2016 di kisaran 3 persen. NPL tersebut bisa diturunkan menjadi 2,8 persen pada akhir tahun ini.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya