Ekonom: Ledakan Black Swan Pengaruhi Kondisi Ekonomi Global
Merdeka.com - Kondisi ekonomi global masih dihantui ketidakpastian meskipun resikonya mulai melemah karena hubungan dua kekuatan besar ekonomi dunia, Amerika Serikat (AS) dan China, menunjukkan arah yang lebih baik.
Meski demikian, pakar ekonomi menyatakan agar seluruh pihak, baik pemerintah, investor, pelaku usaha hingga masyarakat harus berhati-hati dengan adanya 'black swan'.
Ekonom sekaligus Komisaris Independen BCA Raden Pardede menyatakan, kondisi ekonomi dunia memang tidak menuju resesi namun mengalami pertumbuhan yang melambat. Salah satu faktornya ialah adanya ledakan black swan.
"Teori black swan itu peristiwa langka yang sulit diprediksi, namun saat terjadi akan berdampak besar dan di luar perkiraan umum. Itu tiba-tiba saja," ujar Raden di Wisma Antara, Jumat (31/1).
Contoh ledakan black swan itu antara lain merebaknya virus corona yang tiba-tiba muncul dan membuat aktivitas warga Wuhan, China mendadak lumpuh. Bahkan, Raden memperkirakan virus corona bakal membawa dampak penurunan ekonomi 0,3 hingga 0,4 persen jika tidak ditangani.
"Itu karena mereka tidak melakukan kegiatan, tidak bekerja, tidak melakukan mobilitas. Ini kan tiba-tiba sekali, tidak diduga-duga," imbuhnya.
Senada dengan Raden, Director Chief Economist and Head of Research Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menyatakan virus corona yang tiba-tiba mewabah harus diwaspadai oleh Indonesia.
"Ini kita harus hati-hati ya, karena kemarin Ibu Menkeu juga sudah bilang corona akan berdampak pada APBN," ujar Lana.
Ketegangan Geopolitik
Selain corona, ada pula ketegangan geopolitik yang sedang dialami negara adidaya AS dengan Iran, dimana beberapa waktu lalu, jenderal besar Iran Qassem Solaemani dibunuh oleh tentara AS dan dilakukan di bawah perintah Presiden AS Donald Trump. Hubungan kedua negara tentu memanas.
Kemudian, ada pula Brexit (British Exit), adanya disrupsi teknologi, the volfefe index (indeks yang menghitung dampak cuitan Trump di Twitter terhadap volatilitas dan sentimen pasar AS) hingga kasus Jiwasraya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaJepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaIndikator: Kondisi Ekonomi Nasional Memburuk Pasca-Pemilu, Tak Ada Selebrasi Buat Paslon Yang Menang
Survei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin dengan wawancara dengan responden melalui sambungan telepon.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya