Dulu Kerja Serabutan, Kini Bagas jadi Eksportir Briket Arang dengan Omzet Ratusan Juta Rupiah
Setelah hampir 1,5 tahun bekerja serabutan, Bagas memutuskan untuk bergabung menjadi member Bisa Ekspor milik Julio,
Setelah hampir 1,5 tahun bekerja serabutan, Bagas memutuskan untuk bergabung menjadi member Bisa Ekspor milik Julio,
Hidup dalam keterbatasan tak membuat semangat juang Bagas surut.
Meski sempat terhimpit kondisi ekonomi keluarga, Bagas yang dulu bekerja serabutan kini berhasil jadi eksportir muda yang sukses.
Sebelum berhasil menjadi seorang eksportir, Bagas kerap bergonta-ganti pekerjaan.
Dia bahkan pernah menjadi tukang galon yang hanya diberi upah Rp20 ribu per hari.
Meski harus berlelah-lelah, pemilik nama asli Bagas Aryo Prihandono ini mengaku tak mau mengeluh.
Baginya, tidak ada pekerjaan yang tidak melelahkan.
kata Bagas seperti yang dikutip dari akun Youtube Julio Ekspor, Senin (27/11).
Bagas mengaku, pernah ditawari untuk kuliah di jurusan IT atau bisnis oleh ibunya, namun Bagas menolak.
Dia memilih untuk mencari pekerjaan karena tak mau membebani sang ibu.
"Dulu Ibu pernah menawarkan untuk kuliah IT atau bisnis, tapi saya tidak mau membebani orang tua. Jadi saya cari uang sendiri," kata Bagas.
Layaknya anak muda pada umumnya, Bagas mengungkapkan pernah merasa sedih melihat anak seusianya bisa merajut mimpinya dengan mudah.
Sementara dirinya harus berpahit-pahit mengukir masa depannya.
Namun dia tak ingin larut dalam pemikiran negatif. Bagas menyadari tidak ada takdir yang sama.
Sehingga dia enggan untuk berprasangka buruk pada orang lain, terlebih lagi pada Yang Maha Kuasa.
Bagas menggunakan uang tabungannya untuk memperdalam ilmu tentang bisnis ekspor.
Kurang lebih satu tahun belajar, dia mendapatkan banyak ilmu tentang ekspor. Mulai dari pengetahuan produk hingga akses pengiriman barang.
Berkat kegigihan, kesabaran serta keinginannya untuk terus belajar, Bagas kini menemukan jalan yang tepat.
Bersama sahabatnya, Bagas mendirikan CV. Djavacoal, sebuah bisnis ekspor briket arang kelapa.
Bahkan di tahun 2022, Bagas berhasil mengekspor satu kontainer arang briket. Dari ekspor tersebut, Bagas berhasil mendapatkan keuntungan senilai Rp500 juta.
Tak hanya menikmati hasil sendirian, Bagas turut melibatkan puluhan karyawan di desanya untuk terlibat dalam proyek ekspornya tersebut.
Sejak saat itu, Bagas berharap ke depannya dia dapat menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan bagi orang lain. Harapannya, dengan ini dia bisa memberikan kebahagiaan bagi orang di sekitarnya.
Sebab eksportir muda ini meyakini kebahagiaan adalah salah satu hal berharga dalam hidup yang tidak bisa dibeli dengan uang.
tutup Bagas.
Awalnya, Suparno memulai usaha berjualan singkong dan jagung, tetapi pada akhirnya bangkrut.
Baca SelengkapnyaMenurut Erwin, 18 ton ayam potong per hari bukan jumlah yang besar untuk bisnis ini, tapi dia mengaku tetap bersyukur.
Baca SelengkapnyaKebijakan DHE hanya berlaku bagi eksportir dengan minimal nilai transaksi USD250.000.
Baca SelengkapnyaKeluarga Yongki mendukung usahanya dengan memberikan bantuan modal sekitar Rp10 juta. Modal tersebut digunakan Yongki untuk membuat gerobak.
Baca SelengkapnyaMelalui kerja sama tersebut, Luhut menargetkan harga daging sapi bisa di jual di bawah Rp100.000 per kilogram mulai Maret 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, pemerintah akan memberikan predikat eksportir bereputasi baik.
Baca SelengkapnyaIbunya terus bertekad memberikan yang terbaik bagi anaknya. Julio bahkan dimasukkan ke SMA terbaik saat itu, dan harus membayar uang sekolah yang cukup mahal.
Baca SelengkapnyaManisnya kesuksesan Rizal tidak didapat secara instan.
Baca SelengkapnyaJumlah kekayaan ketua KPK saat ini mencapai Rp22,8 miliar. Jumlah ini naik dibanding tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya