Diversifikasi EBT Diyakini Mampu Minimalisir Ancaman Krisis Energi
Merdeka.com - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, diversifikasi energi terbarukan mampu meminimalisir ancaman krisis energi di Indonesia.
"Dengan diversifikasi berbagai jenis energi terbarukan, kami manfaatkan surya, hidro, bioenergi, bayu, panas bumi, dan energi laut secara sekaligus, jadi punya bauran energi terbarukan yang baik, sehingga secara risiko dipengaruhi oleh alamnya itu bisa kita minimalkan," kata Dadan di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (26/1).
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan yang melimpah dan tidak terfokus di satu tempat saja, tetapi tersebar merata di berbagai daerah. Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia ada di Aceh hingga Nusa Tenggara Timur. Adapula energi yang dihasilkan dari air juga tersedia melimpah di banyak daerah.
Bahkan, energi surya yang dipanen dari matahari juga menjadi kekuatan Indonesia supaya tak mengalami krisis listrik. Diversifikasi energi tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis energi seperti yang terjadi di Eropa pada akhir tahun lalu.
Sumber daya energi terbarukan yang tersebar dan terdiri dari berbagai jenis menjadi bekal utama Indonesia dalam mengamankan suplai energinya di masa depan. "Selain jumlah yang cukup dan tersebar dengan baik, juga kita mempunyai berbagai macam jenis. Ini nanti menjadi salah satu bekal utama dari sisi pemanfaatan energi terbarukan," imbuhnya.
Kementerian ESDM memperkirakan potensi energi bersih yang dimiliki oleh Indonesia dapat mencapai 3.686 gigawatt dengan rincian potensi energi surya menjadi yang terbesar mencapai 3.295 gigawatt, disusul oleh hidrogen sebesar 95 gigawatt, bioenergi 57 gigawatt, bayu atau air sebesar 155 gigawatt, panas bumi sebesar 24 gigawatt, dan laut sebesar 60 gigawatt.
Hingga akhir 2021, kapasitas terpasang pembangkit listrik energi bersih di Indonesia hanya sebesar 11,35 gigawatt dengan persentase bauran mencapai 11,5 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaDia mendorong perusda merespon transformasi itu untuk masuk ke bisnis kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaProgram transisi energi juga sejalan dan mendukung program pemerintah yang lain
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaRumah bersama ini merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait untuk percepatan transisi EBT.
Baca SelengkapnyaDadan mengakui sudah ada perusahaan yang disasar untuk diberikan insentif tersebut.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaDampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca Selengkapnya