Di Amerika, jasa alih daya sangat membantu pekerja dan pengusaha
Merdeka.com - Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (Abadi) menyatakan banyaknya perusahaan penyalur pekerja outsourcing yang tidak taat hukum membuat pihaknya merasa ikut tercemar. Padahal di luar negeri, seperti Amerika Serikat, sistem alih daya memberi manfaat bagi orang yang ingin mendapat biaya tambahan.
Ketua Bidang Internasional Abadi Greg Chen menyatakan di Amerika, pekerjaan outsource bidang telekomunikasi seperti operator call centre sangat ringan bebannya. Perusahaan klien mengontrak pekerja hanya dalam waktu sepekan saja, dengan waktu kerja empat jam per hari. Sistem itu menguntungkan para pencari kerja paruh waktu maupun perusahaan pengontrak.
"Banyak yang diuntungkan, perusahaan klien mendapat fleksibilitas tinggi, pekerja bisa masuk variable cost, sementara bagi pekerjanya jika ibu rumah tangga, masih kuliah, dan mau fleksibel hours untuk bekerja dia bisa mendapat keuntungan," ujar Greg seusai jumpa pers di Gedung Permata Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (30/11).
Lain halnya di Indonesia. Sistem alih daya malah menjadi gantungan hidup sepenuhnya. Ketua Konfederasi serikat pekerja Indonesia (KSPI) Saiful DP kepada merdeka.com mengakui banyak praktik menyimpang tidak hanya oleh penyalur, tapi juga buruh.
"Di Bekasi ada banyak kok calon pekerja yang nyogok (ke penyalur) supaya mendapat pekerjaan, makanya ketika gajian dipotong sebagai biaya jasa," ungkapnya.
Greg menilai ada banyak peluang pekerjaan alih daya yang bisa diambil dari luar negeri, seperti pekerjaan sektor IT atau manufaktur. Namun untuk menjadi pegawai tetap memang cukup berat.
"Kadang kalau ekspansi perusahaan tinggi, bisa saja dari 1.000 pegawai alih daya, dipermanenkan 10 persen," cetusnya.
Sekretaris Jenderal Abadi Inda D. Hasman menilai prospek bisnis alih daya sebagai pencipta lapangan kerja sangat terbuka. Namun, adanya permenaker No.19/2012 yang membatasi sektor formal outsource hanya ke lima jenis pekerjaan membuat peluang para pekerja di luar ketentuan itu yang ingin menjadi permanen makin tertutup.
"Bayangkan yang alih daya di bank, sekarang dengan aturan itu mimpi mereka menjadi permanen semakin mustahil," ujarnya.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaHasil riset tersebut, berdasarkan pada kumpulan data karir 60 juta orang di Amerika Serikat, termasuk 10,8 juta orang dengan gelar sarjana.
Baca SelengkapnyaPerusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kita seharusnya meluangkan waktu untuk diri sendiri demi memperoleh sejumlah manfaat kehidupan.
Baca SelengkapnyaKehadirannya tak boleh disepelekan, karena perahu eretan di Sungai Ciliwung sangat dibutuhkan warga dan bisa menjaga kebersihan aliran air.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah wanita lulusan Amerika Serikat yang justru pilih kerja menjadi Lurah di Papua.
Baca SelengkapnyaKasus perdagangan orang terus muncul dari tahun ke tahun
Baca SelengkapnyaDuta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.
Baca SelengkapnyaBerikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya