Dewan Energi Nasional: Program B35 Butuh Dukungan Pembiayaan dari Pemerintah

Rabu, 1 Februari 2023 23:00 Reporter : Merdeka
Dewan Energi Nasional: Program B35 Butuh Dukungan Pembiayaan dari Pemerintah cpo. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Program mandatori biodiesel 35 persen atau B35 telah resmi dimulai sejak 1 Februari 2023. Namun, program ini dinilai masih memerlukan dukungan pembiayaan dari pemerintah agar program bisa berjalan optimal.

"Khususnya terkait Program B35, perlu ada pendanaan dan dukungan biaya baik untuk pengembangan, peningkatan kapasitas, modifikasi sistem dan infrastruktur," kata Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Eri Purnomohadi dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (1/2).

Menurut Eri, untuk optimalisasi program B35 tentunya diperlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, perlu bantuan dana pemerintah (Kementerian Keuangan) untuk keandalan sistem dan infrastrukturnya agar keberhasilan program B35 dapat tercapai sesuai target.

Dia mengatakan, pemberlakuan B35 diyakini bakal menyerap lebih banyak biodiesel, sehingga mampu menghasilkan penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang bahan bakunya merupakan minyak bumi yang diimpor.

"Program B35 bagus, tapi ada isu penting, yaitu ketersediaan fasilitas pencampuran (blending) dan penyimpanan biodiesel. Fasilitas yang ada sekarang hanya cukup untuk menjalankan Program B30," ujar Eri Purnomohadi.

Eri mengungkapkan modifikasi terminal BBM di BUMN yakni Pertamina sebagai badan usaha yang mencampur dan menyimpan biosolar perlu perhatian khusus, bahkan wajar menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional.

Sebagai anggota DEN dari unsur pemangku kepentingan (konsumen ), dia mengaku sangat peduli dan memberi perhatian berdasarkan hasil kunjungan kerja ke beberapa terminal BBM milik Pertamina.

Menurut dia, program B35 sangat vital untuk mendukung pencapaian bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025. Untuk mencapai target tersebut perlu best effort dari semua kementerian, termasuk Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan.

"Kebutuhan infrastruktur penunjang dari BUMN untuk keberhasilan program bauran energi nasional melalui Program B30 ke B35 sangat nyata," kata Eri.

2 dari 2 halaman

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengakui Program B35 memang berdampak pada peningkatan kebutuhan akan fasilitas blending dan penyimpanan. Untuk itu, saat ini pemerintah sedang mengkaji opsi untuk membantu badan usaha dalam penyediaan fasilitas dan infrastruktur penunjang B35.

"Iya kita lagi berdiskusi untuk hal ini. Dulu pernah pada 2015 menyediakan tangki timbun di TBBM melalui APBN," katanya lagi.

Pemerintah optimistis Program B35 mendapat respons positif seperti program pendahulunya, yaitu B30 dalam berbagai aspek indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Sebelumnya, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo menyampaikan bahwa pemerintah akan meningkatkan persentase pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam BBM jenis minyak solar dari 30 persen (B30) menjadi 35 persen (B35) mulai 1 Februari 2023.

"Dengan implementasi ini, maka Indonesia menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan BBN jenis biodiesel," katanya pula.

Edi juga mengatakan dari program B35 pada 2023, target penyaluran biodiesel sebesar 13,15 juta kilo liter (Kl), yang akan menghemat devisa senilai 10,75 miliar dolar AS atau setara Rp161 triliun. [idr]

Baca juga:
Implementasi Solar Campur 35 Persen Minyak Sawit Hemat Devisa Negara Rp161 Triliun
Mulai Besok, Indonesia Resmi Terapkan Solar Campur Sawit 35 Persen
Kolaborasi Program B35 dan Bursa Harga Acuan Bakal Perkuat Industri Sawit Indonesia
Indonesia Bakal Terapkan BBM Campur Sawit 35 Persen di 2023
Biodiesel B30 Bakal Jadi Solusi Kurangi Konsumsi Solar
Harga Solar Mahal, Jokowi Kebut Program B35 di Tahun Depan

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini