China Mau Relokasi Industri Baja ke RI, Menko Luhut Syaratkan Pembatasan Produksi
Merdeka.com - Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan China tertarik merelokasi industri baja mereka ke Indonesia. Hal ini merupakan buntut dari eskalasi perang dagang dengan Amerika Serikat.
"Tiongkok juga melihat dengan hubungannya dengan Amerika mereka mau merelokasi industri baja, kami boleh tidak? Ya saya bilang boleh," kata dia, dalam Konferensi Pers, di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (18/12).
Meskipun demikian, mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan China boleh masuk dengan sejumlah syarat, salah satunya produksi tidak boleh lebih dari 7,5 juta ton.
Hal ini, kata dia, telah memperhitungkan kebutuhan baja dalam negeri. Saat ini kebutuhan baja dalam negeri sebesar 15 juta ton sementara produksi dalam negeri sebesar 7,5 juta ton.
"Hanya 7,5 juta ton karena produksi kita 7,5 juta ton dan kebutuhan kita 15 juta ton sehingga kita tidak perlu impor lagi," jelas dia.
Diharapkan dengan adanya investasi baja China ini, ditambah berbagai kebijakan pengendalian impor salah satunya seperti penerapan B20, defisit transaksi berjalan Indonesia dapat ditekan. "Jadi setelah mengurangi impor migas dengan B20 dan mengurangi baja karena bisa produksi sendiri, maka dalam 3 tahun ke depan CAD kita tidak akan seperti tahun ini. Tahun depan akan jauh berkurang," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Luhut Ungkap Ada Investor China Bakal Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia
Produsen menyanggupi permintaan pemerintah Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik dengan kapasitas 600.000 di 2030.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaKebijakan Uni Eropa Berdampak Besar ke Industri Baja Dalam Negeri, Ini Harus Dilakukan Pemerintah
Pemerintah harus memberi dukungan yang kuat kepada industri baja di Indonesia, termasuk melalui regulasi yang tepat.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bisa Jadi Pusat Industri Terintegrasi Pelabuhan Besar, Ini Strategi Harus Dilakukan
Sudah selayaknya industri yang mengolah bahan baku dari Indonesia berada di posisi strategis pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Baca SelengkapnyaIndonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya