Bos Yummy Corp: Penyelamat Bisnis Saat Pandemi ialah Kolaborasi
Merdeka.com - Di masa pandemi saat ini, berbagai macam merek melakukan terobosan melalui kerjasama demi mencapai tujuan, tak terkecuali di industri makanan dan minuman (food & beverage/F&B). Kerjasama dapat dilakukan dengan saling bertukar gagasan dan penciptaan bersama sebuah produk, platform, maupun desain baru.
Hal inilah yang mendasari Co Founder and CEO Yummy Corp, Mario Sutanu, untuk membuat inovasi dan kolaborasi dengan berbagai merek F&B selama pandemi.
"Sekarang ini hal yang membuat kita selamat adalah kolaborasi, karena dengan begitu kita akan saling kenal dan mendengar pencerahan-pencerahan. Jangan berpikir tentang diri sendiri tapi berkolaborasi, berkontribusi, dan inovasi. Saya pikir ini adalah yang dibutuhkan oleh orang-orang sekarang di masa saat ini," ungkapnya pada acara virtual IDEAFEST 2020, Sabtu (14/11)
Dia pun menjabarkan konsep kolaborasi itu. "Kita melihat ada banyak perusahaan atau brand yang jauh lebih banyak mau kita ajak kerjasama. Dengan visi yang sama, di mana mereka merasa kesempatan ini bisa menjadikan perusahaannya ke tingkat nasional player tanpa menginvestasi infrastruktur yang besar seperti, sewa tempat atau beli gedung," ungkapnya.
Dia menambahkan, visi Yummy Kitchen adalah bekerja sama dengan merchant yang memang sedang ambisius dan bertumbuh dan di sini Yummy Kitchen membantu untuk membuat F&B mereka dikenal dan naik ke tingkat nasional.
"Sekarang kita sudah ada di 70 lokasi, dan di akhir tahun akan buka sampai 100 lokasi. Tujuan kita di sini adalah bagaimana kita bisa membantu mereka dalam mengembangkan usahanya," tuturnya.
Kolaborasi Bawa UMKM Naik Kelas
Dia berharap pengusaha dapat lebih sadar bahwa kolaborasi itu paling penting dilakukan dalam berbisnis. Di mana, akhirnya dapat membantu para perintis atau UMKM lainnya untuk naik kelas.
Di Yummy Kitchen, dia mencontohkan juga berkolaborasi dengan platform pengiriman. Sebab, bisnis pesan antar dipercaya akan semakin berkembang di masa depan.
"Covid-19 ini kan sifatnya sementara, dan teknologi ini sampai kapan pun pasti akan berkembang. Jadi kalau kita lihat dari sisi dampak teknologinya, yang terbesar adalah delivery platform," imbuhnya
"Ke depannya, menurut saya kalau dari kacamata konsumen, cloud kitchen adalah skenario di mana saya tidak punya dapur pun tapi bisa mendapatkan fungsi-fungsi dapur. Saya mau makanan apapun, tidak perlu punya dapur, tinggal pesan melalui delivery platform," tambahnya.
Reporter Magang: Brigitta Belia
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tidak hanya sekadar berorientasi pada profit, tetapi juga dampak positif bagi masyarakat luas, terkhusus di bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaSejak lahir hingga usia enam bulan, ASI eksklusif dianggap sebagai makanan terbaik untuk bayi. Namun, banyak ibu yang merasa cemas tentang kecukupan ASI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaPenutupan dilakukan karena di tahun ini tidak ada lagi orderan atau pemesanan yang masuk dari vendornya.
Baca SelengkapnyaBerbagai makanan ini ternyata nggak boleh disantap secara bersamaan! Bisa mengakibatkan masalah kesehatan, lho.
Baca SelengkapnyaManajemen Bulog berkomitmen memberikan pelayanan dan kualitas produk terbaik untuk masyarakat
Baca SelengkapnyaSetiap salat, ibu ini selalu berdoa agar cita-citanya memiliki sebuah bisnis dapat terwujud.
Baca SelengkapnyaPintar membaca peluang, sederet artis memanfaatkan momen Ramadan dan lebaran untuk berbisnis.
Baca Selengkapnya