Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos BSI: Penetrasi Perbankan Syariah RI Masih Rendah

Bos BSI: Penetrasi Perbankan Syariah RI Masih Rendah Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengatakan, penetrasi bank syariah di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Untuk itu, dia berharap perbankan syariah di Indonesia bisa tumbuh dengan baik.

"Kita juga mesti juga sadar bahwa penetrasi bank syariah di Indonesia masih sangat rendah kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain," kata Hery dalam Webinar Era Baru Pembiayaan Syariah di Indonesia, Rabu (17/3).

Di akhir tahun 2020 yang lalu penetrasi bank Syariah di Indonesia baru sekitar 6,51 persen atau masih di bawah 7 persen, dibandingkan dengan negara tetangga kita seperti Malaysia penetrasinya sudah hampir 30 persen. "Apalagi dibanding Negara-negara lain yang ada di middle east seperti Kuwait (49 persen) dan juga Saudi Arabia(63 persen) yang tentunya angkanya cukup fantastis cukup tinggi," ujarnya.

Hery pun tidak menampik, bahwa Indonesia memang sedikit terlambat masuk ke bisnis keuangan Syariah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang sudah memulai pada tahun 60-an, sementara Indonesia baru memulai tahun 90-an.

"Di sisi lain juga tantangannya adalah di negara seperti Malaysia dan Brunei misalnya, pemerintah banyak sekali memberikan insentif ataupun benefit kepada industri keuangan Syariah, dari sisi tarif perpajakan diberi lebih kemudahan dibandingkan dengan perbankan konvensional," katanya.

Menurutnya, perbankan syariah di negara-negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan lainnya itu bisa tumbuh lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan negara Indonesia dikarenakan peran Pemerintah dalam mewujudkan bisnis keuangan Syariah itu sangat masif.

"Mudah-mudahan tahun ini dan tahun-tahun mendatang, dengan dukungan yang optimal diberikan oleh semua pihak baik pemerintah dan juga regulator tentunya juga pelaku industri keuangan syariah ini harapannya perbankan syariah Indonesia juga akan bisa tumbuh lebih cepat, sehingga bisa mendekati apa yang dicapai oleh perbankan konvensional," ungkapnya.

Kendati begitu, dilihat dari kinerja perbankan syariah Indonesia di tengah kondisi yang cukup menantang di tahun 2020 dampak pandemi covid-19, masih dapat tumbuh baik dibandingkan dengan perbankan nasional, maupun perbankan konvensional.

"Bahwa perbankan syariah ini cukup resilient di tengah kondisi yang kurang menguntungkan dan Kalau kami memperhatikan karena bisnis model yang berbeda antara perbankan syariah dan perbankan konvensional," jelasnya.

Di perbankan syariah tentunya konsep profit and loss sharing ini memberikan fleksibilitas kepada pemilik dana maupun perbankannya, untuk bisa melakukan adjustment pada saat kondisi kurang diuntungkan.

"Di perbankan syariah sendiri dari sisi aset di tahun 2020 yang lalu masih tumbuh double digit sebesar 13,11 persen, dana pihak ketiga juga mengalami pertumbuhan sebesar 11,88 persen, pembiayaan juga tumbuh positif sebesar 8,08 persen," kata Hery.

Sementara perbankan konvensional pertumbuhannya, dari sisi aset perbankan konvensional tumbuh sebesar 6,73 persen, pembiayaan negatif 3,02 persen, dan dana pihak ketiga tumbuh double digit 10,97 persen.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Syariah Indonesia Masuk Top 10 Global Islamic Bank
Bank Syariah Indonesia Masuk Top 10 Global Islamic Bank

BSI secara global berada pada peringkat 10 di jajaran Global Islamic Bank.

Baca Selengkapnya
BSI Masuk Top 10 Global Islamic Bank, Erick Thohir: Ini Lebih Cepat dari Target
BSI Masuk Top 10 Global Islamic Bank, Erick Thohir: Ini Lebih Cepat dari Target

Hal tersebut membuktikan kehadiran BSI sejak 2021 yang diproyeksikan sebagai lokomotif ekonomi syariah tumbuh secara berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya

Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Resmi Ditutup, OJK Harap BFN-IFSE 2023 Tingkatkan Literasi Teknologi Keuangan Digital
Resmi Ditutup, OJK Harap BFN-IFSE 2023 Tingkatkan Literasi Teknologi Keuangan Digital

Sektor fintech syariah dapat terus tumbuh dan mampu menjawab kebutuhan keuangan konsumen Muslim di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bank BPD Bali Ungkap Kesiapan Penyelenggaraan Pungutan Wisatawan Asing
Bank BPD Bali Ungkap Kesiapan Penyelenggaraan Pungutan Wisatawan Asing

BPD Bali memiliki peran strategis karena ditunjuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sebagai bank persepsi.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.

Baca Selengkapnya
Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran di Bali Nusra
Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran di Bali Nusra

Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Baca Selengkapnya
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp702,3 Miliar Sepanjang 2023
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp702,3 Miliar Sepanjang 2023

Keuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.

Baca Selengkapnya