Bos BPS: Banyak Negara Perpanjang Hingga Batalkan Sensus Penduduk Karena Corona
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) memutuskan untuk memperpanjang masa sensus penduduk (SP) online hingga 29 Mei 2020. Langkah ini diambil berkaitan dengan wabah virus corona yang menjangkit di Indonesia.
Semula pelaksanaan SP Online dilaksanakan pada 15-31 Maret 2020. Hingga kini jumlah penduduk yang telah melakukan SP Online sebanyak 33 juta atau sekitar 12,6 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
"BPS memutuskan SP Online diperpanjang, sampai 29 April 2020," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/4).
Suhariyanto mengatakan, tahun ini ada 54 negara di dunia yang melakukan sensus kependudukan. Namun akibat wabah virus corona, sejumlah negara memodifikasi pelaksanaannya.
Misalnya, Panama yang membatalkan pelaksanaan sensus kependudukan hingga tahun depan. Lalu Arab Saudi juga membatalkan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Sementara itu, Amerika Serikat melakukan perpanjangan waktu pelaksanaan sensus penduduk.
Dia berharap dengan penambahan waktu Sensus Penduduk Online ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh warga untuk mencatatkan diri dari rumah. Dia menargetkan, dua bulan penambahan waktu ini, penduduk yang melakukan Sensus Penduduk Online bisa mencapai 20-22 persen.
Selain itu, BPS juga menjadwalkan ulang Sensus Penduduk tatap muka. Semula pelaksanaan SP tatap muka dilakukan pada 1-31 Juli 2020, kini pelaksanaan SP tatap muka baru akan dilaksanakan pada 1-30 September 2020. Penambahan waktu SP Online pun berdampak pada proses pengelolaan data penduduk sebelum dilakukan SP tatap muka.
Selain itu, BPS juga harus melakukan pelatihan kepada para instruktur hingga petugas lapangan. Pelaksanaan ini pun harus disesuaikan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap
Pada 26 Februari lalu, partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya memperoleh 2.001.493 suara atau 2,68 persen.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen
PAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaJelang Hari Pencoblosan Pemerintah Setop Penyaluran Bansos, Ini Alasannya
Penyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca Selengkapnya