Bos BI Ungkap Syarat Untuk Rupiah Bisa Lanjutkan Penguatan
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ke depannya masih berpotensi untuk terus stabil menguat. Meski saat ini kurs Rupiah terhadap USD dinilainya masih cenderung terlalu rendah (under valued), namun potensi penguatan masih tetap terbuka.
"Dengan under valuation kemungkinan Rupiah akan menguat masih terbuka," ujar dia saat sesi konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/2).
Perry menyebutkan, ada beberapa faktor yang harus dipenuhi bila ingin terus memperkuat kurs Rupiah. Faktor pertama, yakni meningkatkan masuknya aliran modal asing untuk menambah supply.
"Kedua, Fed Fund Rate lebih rendah. Current Account Deficit (CAD) juga rendah, fundamentalnya mengarah mendukung ke sana, dan mekanisme pasar berkembang lebih baik," tutur dia.
Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah pada Kamis ini dibuka di angka 14.049 per USD. Tak berbeda jauh dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka Rp 14.044 per USD.
Sejak pagi hingga siang hari ini, Rupiah bergerak di kisaran 14.041 hingga 14.070 per USD. Jika dihitung dari awal tahun, Rupiah telah menguat 2,37 persen.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca Selengkapnya