Bos BI bocorkan alasan menaikkan suku bunga acuan jadi 4,50 persen
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo membocorkan alasan menaikkan suu bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen. Menurutnya, setelah dilakukan kajian selama 2 hari sejak 16 dan 17 Mei 2018, keputusan kenaikan suku bungan bertujuan untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia, di tengah ketidakpastian yang cukup tinggi di pasar keuangan dunia. Termasuk adanya satu kondisi rebalancing likuiditas di dunia.
"Kita memutuskan untuk mengeluarkan bauran kebijakan ini, di antara bauran kebijakan juga terkait policy rate dinaikan 25 basis poin menjadi 4,5 persen," kata Agus, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (18/5/2018).
Keputusan tersebut juga merespons bauran kebijakan operasional moneter, untuk meyakini ketersediaan likuiditas dalam bentuk valas dan pasar uang. Selain itu, keputusan tersebut merupakan respons dalam reformasi struktural yang dilakukan pemerintah terkait insentif tax holiday dan tax allowance.
"Kita juga tahu sekarang ini dilakukan review di sektor fiskal terkait dengan Undang-Undang penerimaan negara dan lain lain. Jadi BI juga menambahkan ini dengan menaikkan policy rate dr 4,25 jadi 4,5 persen," tuturnya.
Menurut Agus, penetapan suku bunga acuan yang berlaku mulai 18 Mei 2018 ini akan meminimalisir risiko inflasi sehingga perekonomian Indonesia tetap stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Kita tidak ingin depresiasi dampak ke inflasi dan juga dampak kembali ke depresiasi dan respon bauran kebijakan ini, dan kita yakini bauran kebijakan ini jaga stabilitas perekonomian indonesia di tengah ketidak pastian ekonomi global," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Stok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaBI Sebar 4.264 Lokasi Penukaran Uang Receh Lebaran 2024, Dibuka Mulai 15 Maret-7 April 2024
BI menyediakan opsi layanan penukaran uang baru melalui Layanan Kas Keliling di lokasi-lokasi strategis.
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca Selengkapnya