Bos BI Andalkan Ekonomi Kerakyatan Jadi Sumber Pertumbuhan Baru
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut bahwa ekonomi kerakyatan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di tengah pandemi Virus Corona. Sebanyak 67,5 juta pelaku ekonomi kerakyatan harus didorong melalui ekonomi digital agar menghasilkan kinerja positif bagi ekonomi.
"Ekonomi kerakyatan pasti sering kita sebut sektor informal padahal mereka potensinya sangat sangat besar 67,5 juta atau 91 juta penduduk yang kita sebut informal," ujar Perry dalam diskusi online, Jakarta, Senin (6/7).
Perry mengatakan, digitalisasi merupakan strategi yang tepat untuk mengangkat jutaan pelaku ekonomi kreatif dari sektor informal. Untuk itu bank sentral terus mengkampanyekan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
"Kami dorong bagaimana sistem pembayaran dengan kami mengkampanyekan QRIS. Seluruh kantor BI melakukan kampanye. Sehingga sektor informal yang belum terjamah sekarang sudah kita masukkan menjadi sektor formal," paparnya.
Sebanyak 3,7 Juta Sektor Informal Terdaftar di QRIS
Perry melanjutkan, hingga kini sebanyak 3,7 juta sektor informal sudah teregister melalui QRIS. Hal tersebut melaju pesat berkat kerja sama antara Bank Indonesia dan seluruh perbankan.
"Terima kasih perbankan yang sudah secara cepat melakukan digitalisasi bahkan yang komersial maupun yang ritel termasuk di BTN. Bagaimana menyediakan jasa-jasa perbankan perumahan dan properti," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehadiran QRIS merupakan inisiasi dari Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca SelengkapnyaQRIS akan tetap menjadi pilihan masyarakat dalam bertransaksi, karena biayanya masih relatif lebih murah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.
Baca Selengkapnya"Dengan digitalisasi Samsat ini, pelayanan masyarakat dimudahkan, tidak perlu turun lagi mengantri," kata Irjen Aan
Baca SelengkapnyaPertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPerbankan menjalankan peran sebagai fasilitator pertumbuhan dan penyetaraan ekonomi masyarakat di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca Selengkapnya