BI Rate naik, bank swasta bersiap naikkan bunga kredit
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,75 persen. Langkah itu berdampak kepada perbankan nasional yang bersiap menaikkan suku bunga kreditnya.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Glen Glenardi mengatakan, Bank Bukopin bakal menaikkan suku bunganya mengikuti kenaikan BI rate. Namun, saat ini perseroan masih menghitung besaran kenaikan.
"Rencananya semua sektor kredit akan kenaikan pada bunganya. Tapi masih memutuskan rangenya berapa. Semakin tinggi risiko kredit, maka bunga kredit akan semakin tinggi," ujar Glen di Jakarta, Jumat (21/11).
Hal sama diungkapkan Presiden Direktur PT Bank Permata Tbk (BNLI) Roy Arfandy. Dia mengatakan Bank Permata masih melihat kondisi pasar terlebih sebelum menaikkan suku bunganya. Namun dia memastikan akan terjadi kenaikan suku bunga bank usai kenaikan BI rate.
"Kita lihat yang lain, kalau bank lain naik, kita akan naik. Jika rasionya naik akan sama dengan kenaikan BI Rate sebesar 25 bps," kata Roy.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnya