Analis : Saham BUKA Bakal Naik, Aksi Ambil Untung Hanya Sementara
Merdeka.com - Bukalapak menjadi unicorn pertama di Indonesia yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar saham. Mal online raksasa yang bernaung di bawah Group Emtek itu mulai melantai di bursa pada Jumat, 6 Agustus lalu.
Kedatangan emiten baru ini langsung diserbu oleh para investor dari dalam dan luar negeri. Pada perdagangan perdana itu, harga per lembar melonjak 24,71 persen dan mendorong saham dengan kode BUKA ini ikut nangkring di jajaran top gainers.
Keberhasilan Bukalapak melantai di bursa, tentu saja menjadi kabar baik, bagi ekonomi Indonesia. Dan bisa mendorong sekian unicorn serupa di tanah air melaju ke pasar saham.
"IPO ini akan menjadi tonggak penting bagi pasar modal untuk mempromosikan listing atau pencatatan perusahaan Unicorn ke depan di Indonesia," ujar Kepala Riset PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo dilansir dari yahoo finance, Sabtu, 7 Agustus 2021.
Dalam dua hari belakangan ini, harga saham Bukalapak memang sempat terkoreksi, sehingga terkena Auto Reject Bawah (ARB). Apakah fenomena ini terhitung wajar dan apakah saham Bukalapak masih punya prospek ke depannya?
Tentu saja sekian pertanyaan itulah yang hinggap di kepala publik dan terutama para investor. Ada baiknya mungkin kita mendengar pendapat para pelaku pasar dan analis yang terbiasa mengamati fenomena di pasar bursa itu.
Sejumlah analis menilai bahwa koreksi terhadap harga saham Bukalapak itu wajar-wajar saja, oleh karena pada harga yang sudah melonjak, para investor melakukan profit taking. Aksi ambil untung itu wajar dalam perdagangan di bursa saham.
Vice President Corporate Affairs PT Bukalapak.com Tbk, Siti Sufintri Rahayu menjelaskan bahwa pergerakan naik turunnya harga saham ini murni karena mekanisme pasar.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menilai, wajar jika terjadi penurunan terhadap saham BUKA. Penurunan ini ditenggarai akibat tekanan jual asing sejak hari pertama listing.
"Pelemahan akan terhenti apabila net sell asing ini bisa berakhir mencapai kondisi jenuh jual," kata dia kepada merdeka.com, Kamis (12/8).
Direktur Equilbrim Komoditi Berjangka, Ibrahim mengatakan, saham BUKA ke depan masih akan tumbuh positif. Menurutnya penurunan ini hanya bersifat sementara.
Dia mengatakan, dengan kondisi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Bukalapak masih akan tumbuh positif baik secara kinerja maupun lainnya. Hal ini dikarenakan masyarakat cenderung masih akan melakukan transaksi secara e-commerce dibandingkan langsung.
"Untuk investor dalam negeri mereka akan cenderung mendiamkan sahamnya di BUKA," jelasnya.
Deretan Produk Paling Banyak Diserbu Masyarakat di Bukalapak Awal 2021
AVP Marketplace Strategy & Merchant Policy Bukalapak, Baskara Aditama membeberkan sejumlah produk yang laris manis diburu konsumen Bukalapak di awal tahun ini. Dia menyebut, sejumlah produk itu masih berkaitan erat dengan dampak pembatasan sosial di tengah Covid-19.
"Memasuki awal 2021, barang-barang yang berhubungan dengan pandemi masih menjadi pencarian yang populer dan laku di Bukalapak. Utamanya dengan hobi yang menunjang kegiatan di rumah saja, seperti tanaman hias dan console gaming," ungkapnya dalam acara "Ngobrol Virtual: Strategi Baru Bukalapak Bantu UMKM Di Masa Sulit Pandemi", Kamis (4/2).
Baskara mengungkapkan, larisnya penjualan tanaman hias dan console gaming ini menyusul mayoritas orang membutuhkan kegiatan yang dapat memberikan kesenangan tersendiri selama berada di dalam rumah dalam waktu yang panjang. Sehingga, aktivitas untuk melakukan kegiatan bercocok tanam dan bermain game menjadi paling digandrungi.
Oleh karena itu, seluruh pelapak diminta jeli dalam memantau tren pasar yang bersifat dinamis. Selain itu, Bukalapak juga berharap mitra pelapak mampu memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia.
"Sehingga ini dapat untuk makin memaksimalkan penjualan para pelapak. Tren ini harus dimanfaatkan," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaPernah Gagal Berkali-kali, Ibu Asal Bojonegoro Kini Sukses Berbisnis Tas Anyaman Pembelinya dari Jakarta hingga Bali
Ia memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya
Baca SelengkapnyaPria Ini Dulu Hidup di Jalanan, Kini Sukses Bangun Usaha Sablon Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Hari
Sempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Pencuri Emas Gagal Kabur, Ternyata Pintu Toko Dikunci Otomatis oleh Pemiliknya
Alih-alih mendapat untung, pria ini justru bernasib apes. Aksinya berhasil digagalkan usai pemilik toko melakukan hal tak diduga.
Baca SelengkapnyaSanksi Pembatasan Kegiatan Usaha Dicabut OJK, Akulaku PayLater Kembali Salurkan Pembiayaan
Akulaku diminta meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik dan pelaksanaan manajemen risiko dalam menjalankan kegiatan usaha BNPL.
Baca SelengkapnyaLanggar Aturan, Pinjol Investree Dapat Sanksi dari OJK
Platform pinjaman online (pinjol) tersebut telah memiliki rasio tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) mencapai 12,58 persen
Baca SelengkapnyaKelola Dana THR Bisa Diinvestasikan ke Sukuk Ritel SR020, Dapat Imbal Hasil 6,4 Persen per Tahun
Saat ini, suku bunga diproyeksi sudah berada di puncak. Ini merupakan momen yang tepat untuk mengunci imbal hasil tinggi dan stabil.
Baca SelengkapnyaPunya Ratusan Mobil Mewah, Ini Pekerjaan Sultan Ibrahim Iskandar Sebelum Dinobatkan Jadi Raja Malaysia
Bloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.
Baca Selengkapnya