ADB prediksi ekonomi RI cerah hingga tahun depan, ini alasannya
Merdeka.com - Asian Development Bank (ADB) memprediksi perekonomian Indonesia akan terus tumbuh pada 2017 dan 2018. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oIeh peningkatan investasi swasta, ekspor serta belanja infrastruktur publik yang lebih tinggi.
"Berkat investasi dan perdagangan yang membaik, Indonesia akan mendapat momentum lebih lanjut untuk pertumbuhannya," ujar Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (6/4).
ADB juga memperkirakan konsumsi domestik Indonesia akan meningkat tahun ini, dibantu oleh pulihnya harga komoditas, perluasan program Dana Desa, dan juga peningkatan upah minimum. Selain itu, belanja infrastruktur diperkirakan akan meningkat pada 2017 sejalan dengan kebijakan anggaran Pemerintahan Joko Widodo.
"Untuk mencapai jalur pertumbuhan yang berkelanjutan ke depannya, diperlukan upaya berkesinambungan untuk terus memperbaiki infrastruktur, memperdalam reformasi struktural dan mengatasi kesenjangan keahlian," ungkapnya.
ADB juga memperkirakan investasi swasta akan naik seiring dengan bertambahnya pendapatan dari ekspor komoditas. Dia menambahkan reformasi struktural berupa penghilangan hambatan regulasi serta membuka sektor-sektor baru bagi investor asing turut mendorong tumbuhnya investasi.
"Seiring membaiknya harga komoditas internasional, prospek ekspor Indonesia diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, dengan adanya peningkatan permintaan domestik, impor juga diperkirakan akan tumbuh meskipun dengan laju yang lebih lambat, dan perbedaan ini diperkirakan akan secara bertahap dapat membantu menurunkan defisit transaksi berjalan," ungkapnya.
Meningkatnya pertumbuhan dan membaiknya harga komoditas internasional diperkirakan akan mendorong kenaikan inflasi rata-rata. Selain itu, risiko yang dapat mempengaruhi proyeksi ini antara lain kemungkinan lambatnya pelaksanaan reformasi kebijakan dan kurangnya pendapatan fiskal.
Sumber daya manusia perlu jadi perhatian pemerintah
Kerjasama dengan sektor swasta juga sangatlah diperlukan, agar para lulusan dapat memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan dan terus berubah. Seiring pergerakan lndonesia menuju negara berpenghasilan menengah yang lebih tinggi.
Di tempat sama, Kepala Ekonom Asian Development Bank (ADB), Yasuyuki Sawada, mengatakan negara berkembang Asia dan Pasifik harus melakukan reformasi produktivitas untuk mencapai tingkat status penghasilan yang lebih tinggi. Peningkatan produktivitas berupa inovasi, pendidikan dan infrastruktur harus terus dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
"Para pembuat kebijakan perlu mengubah pendekatan mereka untuk mencapai penghasilan tinggi. Ini bukan lagi masalah memakai lebih banyak sumber daya untuk tetap tumbuh, namun bahwa menjadikan perekonomian lebih produktif agar bisa naik ke tahap selanjutnya," ungkapnya.
Laporan ADB mencatat bahwa pada 1991, hanya 10 persen dari populasi Asia dan Pasifik yang tinggal di perekonomian berpenghasilan menengah. Pada 2015, angka tersebut telah meningkat hingga lebih dari 95 persen dari populasi kawasan Asia Pasifik. Di mana peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan di negara berpenduduk terbanyak di kawasan yaitu Republik Rakyat Tiongkok (RRT), India, dan lndonesia.
"Dampak keberhasilan pembangunan Asia dan Pasifik adalah bahwa sebagian besar masyarakatnya kini tinggal di negara-negara berpenghasilan menengah," kata Yasuyuki.
Untuk meningkatkan produktivitas, negara-negara di kawasan Asia yang sedang berkembang perlu berfokus pada inovasi. Bila melihat berbagai negara berpenghasilan menengah yang mampu naik menjadi berpenghasilan tinggi, mereka memiliki akumulasi riset dan penelitian lebih dari dua setengah kali lipat dibandingkan negara berpenghasilan menengah lainnya.
"Inovasi memerlukan angkatan kerja terampil, sehingga perlu penekanan pada peningkatan mutu pendidikan. Laporan ini memperkirakan bahwa kenaikan 20 persen pada belanja modal manusia per kapita dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 3,1 persen," ungkapnya.
"Kebijakan pendidikan yang baik juga dapat mendorong kesetaraan dan menutup kesenjangan pendidikan yang lebar di antara kawasan Asia yang sedang berkembang dan perekonomian berpenghasilan tinggi, sembari mendorong inovasi dan kewirausahaan," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPrabowo Optimis Hilirisasi Dorong Ekonomi Indonesia Tumbuh 2 Digit: Ini Bukan Omong Kosong!
Prabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen, Begini Strateginya
Proyeksi Prabowo ini berkaca pada kian meningkatnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca Selengkapnya