Perjuangan Pasien di Pedalaman Papua ke Faskes, Tempuh Jembatan Rusak & Rawa Tinggi
Merdeka.com - Ada cerita penuh haru di balik kemegahan Papua. Kisah tersebut berasal dari perjuangan seorang tenaga kesehatan saat mendampingi salah satu pasien di pedalaman.
Demi mendapatkan akses kesehatan terdekat, pasien tersebut harus menempuh perjuangan berat. Mulai dari melewati jembatan rusak hingga rawa tinggi.
Berikut ulasan selengkapnya.
Perjuangan Pasien Menuju Faskes Terdekat
Beberapa waktu lalu, sebuah video singkat dibagikan melalui akun Instagram @para.abdinegara.news. Video yang beredar tersebut memperlihatkan cerita singkat dari perjuangan seorang tenaga kesehatan yang mengabdi di pedalaman Papua.
Dalam kesempatan tersebut, dia berhadapan dengan pasien yang merupakan ibu hamil. Lantaran memerlukan bantuan lebih, sang pasien pun diputuskannya untuk mendapatkan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Namun, hal tersebut rupanya bukan hal yang mudah. Bahkan, momen itu disebutnya sebagai suatu perjuangan.
Instagram @para.abdinegara.news ©2023 Merdeka.com
"Kali ini merujuk pasien benar-benar penuh perjuangan," tulisnya.
Lewati Jembatan & Rawa-rawa Menjulang Tinggi
Berbagai kendala menuju akses kesehatan terdekat harus ditempuh pasien bersama keluarga. Mulai dari menyeberang sungai dengan peralatan seadanya hingga melewati jembatan tak layak harus dilalui pasien demi mendapatkan perawatan.
"Mulai dari bawa pasien dari rumah sampai di pelabuhan. Harus melewati jembatan-jembatan yang sebenarnya sudah tidak layak dilalui," ceritanya.
Instagram @para.abdinegara.news ©2023 Merdeka.com
Tak berhenti sampai di sana, ada sejumlah rintangan lainnya yang harus kembali dilalui. Area rawa yang luas dan tinggi menjadi hambatan bagi pasien.
"Sampai di tengah perjalanan, kami harus bertempur lagi untuk melewati tebu rawa sebanyak 13 tumpuk yang sudah menutup akses menuju kabupaten," imbuhnya.
"Rumput-rumput yang sudah seperti daratan membuat kami sangat kesulitan," lanjutnya.
Kondisi Pasien Rawan, Nakes Mulai Pasrah
Akses yang tak mudah tentu membuat sang pasien semakin lama merasa kesakitan. Di tengah perjalanan, nakes tersebut bahkan menceritakan kondisi sang pasien yang begitu rawan.
Kondisi yang tak mudah mulai membuat para pendamping pasien turut merasa kelelahan.
"Keluarga pasien juga sudah mulai kelelahan. Saya bingung harus bagaimana karena kami benar-benar sudah terjebak di sini," ungkapnya.
"Sementara pasien selalu teriak karena sangat kesakitan ditambah cuaca yang saat itu memang benar-benar panas," ceritanya.
Instagram @para.abdinegara.news ©2023 Merdeka.com
"Dalam perjalanan, saya harus memantau kondisi ibu dan bayinya. Berharap semua akan baik-baik saja. Kami sudah pasrah dan berharap Tuhan mampukan kami melewati ini," pungkasnya.
Video
Sebuah perjalanan panjang dan tak mudah harus dilalui seorang pasien di pedalaman Papua demi mendapatkan akses kesehatan. Ada berbagai rintangan selama perjalanan yang harus ditempuh.
Berikut video yang dapat Anda saksikan.
View this post on Instagram (mdk/mta)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di pedalaman Papua, ada pemandangan alamnya yang menakjubkan.
Baca SelengkapnyaMereka harus bekerja keras karena akses jalan kendaraan belum tersedia.
Baca SelengkapnyaSalah satu suku di Indonesia yang mendiami hutan pedalaman Riau ini hidup bergantung pada alam dan pola kehidupannya yang masih bepindah-pindah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Karena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaDibalik suksesnya pelaksanaan Pemilu tahun 2024, terdapat perjuangan dan medan yang dilalui agar surat suara bisa sampai ke TPS dengan selamat.
Baca SelengkapnyaAliran sungainya juga tampak berwarna gelap, seolah menunjukkan kedalaman sungai ini
Baca SelengkapnyaSalah satu spot wisata di tepi Danau Toba ini unik dan menarik untuk dikunjungi saat akhir pekan.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca Selengkapnya