Kisah Sahril Zakaria Anak Petani & Kerja di Konter HP, Kini Jadi Perwira Karier TNI
Merdeka.com - Kisah perjuangan Sahril Zakaria untuk menjadi seorang prajurit TNI layak untuk diteladani oleh siapapun. Kisahnya begitu baik dan bisa menginspirasi siapa saja.
Meski tidak memiliki latar belakang keluarga TNI, tidak menyurutkan tekadnya untuk bergabung di TNI melalui jalur Perwira Karier.
Banyak pengalaman menarik dari Sahril untuk menjadi seorang prajurit TNI. Simak ulasan singkatnya dilansir dari Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Selasa (18/10).
-
Bagaimana Andika Perkasa jadi Panglima TNI? Perjalanan karirnya mencapai puncak saat diangkat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 2018, dan karier militernya mencapai puncak dengan penunjukan sebagai Panglima TNI pada tahun 2021.
-
Kenapa Panglima TNI dapat penghargaan? Penghargaan ini diberikan ketika sang jenderal melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Singapura dalam rangka melindungi kepentingan nasional melalui diplomasi militer.
-
Apa penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Apa prestasi Anak TNI tersebut? Dia baru saja 'memborong' dua medali atas kemenangannya pada Kejuaraan Nasional Arung Jeram Jakarta Tahun 2024.
-
Kenapa Zulfikar memilih menjadi perwira TNI AD? Meskipun ayahnya adalah seorang aktor ternama, Zulfikar memilih untuk berbakti kepada negara dengan menjadi perwira di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
-
Apa inspirasi yang diberikan Agustadi Sasongko Purnomo kepada TNI? Pengalaman Agustadi pernah bertugas nyaris di seluruh wilayah Indonesia, yakni untuk melaksanakan operasi-operasi militer penting. Mulai dari Operasi Seroja 1975, Operasi Pamungkas 1978, Operasi Kikis 1981, Operasi Kilat 1983 (wilayah operasi di Timor-Timur sebelum berpisah dri Indonesia). Kemudian, Operasi Jaring Merah I-IV 1991-1994 (wilayah operasi Aceh), dan Operasi Nuri 01 2001 (wilayah operasi Irian Barat).
Latar Belakang Keluarga
Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Sahril Zakaria berasal dari Desa Kalikur, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Ia lahir dari keluarga yang berlatar belakang petani jagung. Menurut penuturannya, sang ayah memiliki penghasilan setahun sekali.
Sang ayah juga bekerja sebagai kuli bangunan sebagai sumber mata pencaharian sampingan. Sahril juga sering membantu ayahnya saat ada pekerjaan di proyek.
Ibunda Sahril merupakan ibu rumah tangga biasa namun ikut membantu ekonomi keluarga dengan membuat kain tenun khas daerahnya.
Merantau ke Makassar, Bekerja di Konter HP
Sahril menceritakan kisahnya dulu setelah lulus dari SMA. Dia menyadari bahwa keadaan ekonomi keluarga membuatnya pesimis untuk melanjutkan jenjang perkuliahan.
Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
"Saya dulu pas selesai SMA, saya itu sudah tahu diri pak bahwa saya ini tidak bisa lanjut kuliah karena saya tahu persis keadaan keluarga waktu itu," ujar Sahril.
"Akhirnya saya memutuskan untuk ke Makassar. Kebetulan di Makassar itu ada saudara moyang, yang sudah lama menjadi guru ngaji di Makassar. dia itu ngajar ngaji anak-anak Dosen," lanjut penjelasan Sahril.
Dia menjelaskan kepada saudaranya bahwa tujuannya datang ke Makassar adalah bukan untuk kuliah namun bekerja. Setelah cerita panjang, dirinya ditawarkan untuk bekerja sebagai penjaga Konter HP di salah satu toko.
Sahril tetap pada tekadnya yaitu, "apapun yang penting bisa bekerja dahulu".
Sempat Mengenyam Dunia Perkuliahan
Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Setelah bekerja satu tahun sebagai penjaga Konter HP, dirinya mendaftar ke beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Makassar. Namun rezeki belum ia dapat karena beberapa kampus yang ia daftar ternyata masih belum berhasil ia dapat.
Hingga akhirnya Sahril berhasil masuk ke salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri dan menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Selama kuliah, dirinya sempat aktif menekuni bidang olahraga Tae Kwon Do. Bahkan melalui olahraga ini dirinya bisa berprestasi dan mendapat pendapatan sedikit.
"2015 itu saya daftar masuk Tae Kwon Do pak di UKM kampus. 2016 itu sudah bergelut di dunia atlit. Setiap bulan kita dapat honor sedikit pak," kata Sahril.
"Saya merasa kehidupan saya tertolong dari TKD. Dari itu juga saya bisa membiayai adik saya yang di bawah saya ini," lanjut kata Sahril.
Bertekad Menjadi Prajurit TNI Melalui Jalur Perwira Karir
Perjalanan Sahril di TNI bermula saat seniornya di kampus memberikan brosur kepadanya, dua hari sebelum penutupan.
"Dek tidak mau daftar perwira karir?," tanya seniornya.
"Apa itu Kak?," tanya Sahril penasaran.
"TNI dek, pakai Ijazah S1," jawab senior Sahril.
"Saya lihat dulu kak ada dulu tidak jurusanku di situ, saya lihat turun ternyata ada pak dari Bahasa Arab juga ada," imbuh Sahril.
Akhirnya Sahril memberanikan diri mendaftar di perwira karir. Dirinya sempat pesimis karena ada isu untuk menjadi prajurit TNI harus berasal dari keluarga TNI atau memiliki uang yang banyak. Ia menyadari tidak memiliki keduanya sehingga ia pun pasrah akan hasil akhir.
Namun ternyata nasib berkata lain, dirinya dinyatakan lolos ke tahap tes pusat.
Peran dan Dukungan Orang Tua Sahril Zakaria
Tekad dan kerja keras Sahril untuk bisa menjadi anggota TNI layak diapresiasi. Dirinya telah membuktikan bahwa meski berasal dari keluarga biasa, ia mampu menjadi prajurit TNI.
Kehidupan seorang anggota TNI yang berbeda membuat dirinya harus cepat beradaptasi. Ia merasa bahwa hal itu sebagai tantangan dan harus dilewati. Motivasi dirinya adalah karena dia telah menjadi anggota TNI, maka dia harus bekerja keras untuk membuktikan.
Keberhasilan ini ia persembahkan untuk kedua orang tuanya.
"Sebenarnya kebahagiaan ini dipersembahkan untuk kedua orang tua, karena output perjuangan seorang anak itu persembahan untuk orang tua sebenernya. Tapi karena saya tidak bisa persembahkan kepada orang tua secara langsung, jadi rasanya kaya perjuangan saya tidak tuntas karena ya semua orang kan pengin hadirkan orang tuanya disini. Tapi karena orang tua saya agak jauh terus karena kekurangan secara finansial jadi agak sulit untuk didatangkan," kata Sahril.
"Jadi saya kepada orang tua, tidak usah bersedih. Orang tua juga motivasi saya minta maaf kalau kami tidak bisa hadir tapi yakin dan percaya kami selalu dekat dengan ananda kami selalu mendoakan kekuatan kesehatan dan keselamatan ananda, jadi tidak usah bersedih anggap saja kami ada disana," lanjutnya bercerita.
Berikut video selengkapnya.
(mdk/thw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prada Sahat mengungkapkan menjadi tentara merupakan cita-citanya sejak kecil.
Baca SelengkapnyaMasa kecilnya dihabiskan dengan membantu orang tua mencari nafkah. Siapa menyangka kelak gemilang di TNI.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan anak petani berhasil lolos tes Tamtama Polri setelah gagal sebanyak enam kali.
Baca SelengkapnyaSimak kisah seorang kolonel TNI yang berhasil jadi perwira meski sang ayah hanya berpangkat kopral.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaKisah seorang pemuda yang ingin menjadi polisi namun diremehkan karena anak seorang petani. Ia berhasil mematahkan cemoohan yang ada dan sukses menjadi polisi.
Baca SelengkapnyaPeraih Adhi Makayasa 2023 dari TNI Angkatan Darat, Letda Inf Sawung Setyawan menceritakan alasannya menjadi seorang tentara.
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief dibuat terharu mendengar cerita dari ayah mendiang Serda TNI Rizal, tentara AD yang gugur tertembak KKB.
Baca SelengkapnyaAnak seorang penjual ayam berhasil menjadi seorang Perwira Polisi. Berkat kerja kerasnya, ia mampu menggapai mimpi untuk menjadi Polisi.
Baca SelengkapnyaBagas Wicaksono Rahadi Setiawan, si sulung, adalah sosok yang tangguh dan penuh semangat.
Baca SelengkapnyaWalau sang ayah memiliki profesi sebagai tukang cukur, nyatanya ia berhasil membuktikan dapat mewujudkan cita-citanya menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaIptu Hafiz Akbar menepis kesuksesan dirinya lantaran anak jenderal.
Baca Selengkapnya