Rampung digelar, ini 3 startup terbaik di Talent Scouting The NextDev 2018 Yogyakarta
Merdeka.com - Hotel Harper Yogyakarta pada 27 September 2018 lalu menjadi saksi berlangsungnya salah satu agenda platform early stage startup terbaik, Talent Scouting The NextDev 2018. Dilangsungkan di ballroom, total ada 20 startup yang mempresentasikan pitch deck di hadapan dewan juri ternama. Di antaranya, Valencia Dea (ANGIN Principal), Yoris Sebastian (Founder OMG Consulting), Dennis Adhiswara (CEO Layaria Network), Alamanda Shantika (Founder Binar Academy), dan M.Alfatih Timur (CEO Kitabisa.com).
Pada sesi pertama, 12 founder startup dipersilakan untuk melakukan presentasi menggunakan Bahasa Inggris. Ini disebabkan kehadiran beberapa juri tamu dari operator Future Makers dari beberapa negara, seperti India, Thailand, dan Singapura. Baru usai makan siang, 8 startup lain dipersilakan kembali menggunakan Bahasa Indonesia.Setelah semua peserta tampil, terpilihlah tiga startup terbaik dari Jogja yang akan melaju ke babak final di Jakarta bulan depan.
Neurabot
©2018 Merdeka.com
Juru bicara Neurabot tampil mempresentasikan konsep startup-nya dengan amat tenang. Startup Healthcare – AI ini berupaya memberikan bantuan dan solusi untuk Identifikasi dan klasifikasi objek sel bagi para dokter, paramedis, dan akademisi. Dalam pengoperasiannya, startup yang dibidani oleh pemuda bernama Indarto ini membangun Algoritma Analisis Citra yang mampu mengekstrasi informasi dari media gambar, video, dan Mikroskop Digital.
Wozmi
©2018 Merdeka.com
Diwakili oleh ibu rumah tangga muda bernama Regina, menjadi sebuah kejutan startup ini sanggup mencuri perhatian para juri. Awalnya ia tak terlalu percaya diri saat diharuskan melakukan presentasi dalam Bahasa Inggris. Namun berkat kegigihan dalam meyakinkan dewan juri jika konsep Wozmi benar-benar mampu menghadirkan social impact, akhirnya di akhir presentasi Regina sukses mengundang riuh tepuk tangan dari penonton yang hadir. Sekaligus startup besutannya menjadi salah satu wakil Jogja di final The NextDev 2018.
KODI
©2018 Merdeka.com
KODI merupakan singkatan dari Koperasi Digital. Sejak awal presentasi, startup ini memang sukses mencuri perhatian. Hal tersebut disebabkan oleh ketertarikan dewan juri terhadap konsep koperasi yang mampu mencerminkan sistem ekonomi Indonesia yang sebenarnya, yaitu Gotong-Royong. Diwakili oleh CIO Imam Teguh Prakoso, startup yang mengusung tagline #1000KoperasiDigital ini mendapat banyak sekali insight dari dewan juri sebagai modal melaju ke babak final di ibukota bulan depan.Selamat untuk ketiga startup terbaik di Jogja. Mari melanjutkan perjuangan untuk menghadirkan impact sosial bagi negeri bersama The NextDev 2018!
(mdk/aki)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program pembinaan tech startup yang konsisten dilakukan oleh Kemenperin diharapkan bisa membuka jalan bagi startup Indonesia.
Baca SelengkapnyaKabar startup edutech Zenius tutup membuat warganet bernostalgia di media sosial.
Baca SelengkapnyaWisata di Yogyakarta selalu menarik untuk dibahas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Semua program kesejahteraan era Jokowi juga tetap akan dilanjutkan dan disempurnakan.
Baca SelengkapnyaBerikut cara kerja alat pengontrol mimpi besutan startup AS.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah nama-nama pendiri dan perusahaan rintisan yang terpilih untuk mengikuti program GEN.
Baca SelengkapnyaFenomena tech winter yang masih akan berlangsung di industri teknologi maupun startup dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaAwalnya, Hilmi mencoba melamar program pemerintahan seperti PPPK, PNS, hingga pendamping desa PKH. Namun semuanya gagal.
Baca SelengkapnyaPerubahan tersebut muncul usai akun Instagram Pemprov DKI @dkijakarta mengunggah foto terkait pendaftaran pemberian fasilitas usaha.
Baca Selengkapnya