Penjahat Siber Targetkan Sektor Finansial dan Perdagangan Lewat Serangan DDoS
![Penjahat Siber Targetkan Sektor Finansial dan Perdagangan Lewat Serangan DDoS](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2019/03/22/1063906/540x270/penjahat-siber-targetkan-sektor-finansial-dan-perdagangan-lewat-serangan-ddos.jpeg)
Merdeka.com - Para penjahat siber tak pernah kehabisan cara untuk menjerat para korbannya, termasuk pelaku bisnis di berbagai sektor. Salah satu serangan siber yang terkenal adalah Distributed Denial of Service (DDoS).
Direktur PT. Blue Power Technology (BPT), Erwin Urip, mengatakan ada banyak serangan DDoS yang terjadi di Indonesia. Pelaku bisnis di bidang finansial dan perdagangan, kata Erwin, termasuk yang sering menjadi korban DDoS.
"Sektor usaha yang menjadi target serangan DDoS ini beragam, termasuk finansial dan perdagangan. Memang biasanya yang menjadi target itu industri yang banyak menyimpan data dan memberikan layanan melalui digital," jelasnya.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
DDoS merupakan merupakan jenis serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas (trafik) jaringan internet pada server, sistem, atau jaringan. Umumnya serangan ini dilakukan menggunakan beberapa komputer host penyerang, sampai sistem target tidak bisa diakses.
Oleh sebab itu, ia mengimbau para pelaku usaha untuk tetap waspada. Menurutnya, sebaiknya mereka menggunakan berbagai solusi untuk menjaga keamanan sistem, terutama pelaku usaha yang menggunakan layanan digital.
Lebih lanjut, Erwin mengatakan ada banyak motif DDoS dilakukan. Alasannya pun tidak melulu untuk meraup keuntungan secara materi.
"Sama seperti sektor target yang beragam, tujuannya pun bermacam-macam. Ada yang karena ingin mengganggu sistem, karena dengan adanya DDoS, sistem jadi melambat. Atau mungkin ada motif-motif lain seperti persaingan bisnis, sehingga tujuannya bisa saja untuk mengubah data (perusahaan pesaing)," tuturnya.
BPT sebagai distributor infrastruktur TI memiliki sejumlah solusi teknologi, termasuk untuk menangani DDoS. Perusahaan merupakan distributor scrubbing center milik Imperva.
Scrubbing center ini diklaim dapat membersihkan trafik DDoS lebih cepat, dan hanya mengirim trafik yang bersih ke web server pelanggan.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Andina Librianty (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
![Situs KPU Diserang saat Penghitungan Suara Pemilu 2024, Ini Saran Pakar Keamanan Siber](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/2/15/1707966464750-qsuoai.jpeg)
Pratama memandang perlu KPU menerapkan filter lalu lintas yang dapat mengidentifikasi pola serangan DDoS dan memblokirnya sebelum mencapai target.
Baca Selengkapnya![Pengamat Menduga Server PDN Kominfo Down Bukan soal Teknis, tapi Ada Serangan Siber](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/21/1718952101154-wboqi.jpeg)
Pusat Data Nasional yang dibawah kendali Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengalami down. Pengamat menduga ada unsur serangan siber.
Baca Selengkapnya![VIDEO: Serangan Siber Pusat Data Nasional Mirip Seperti BSI, Peretas Minta Tebusan Rp131 Miliar](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/25/1719298582282-am9le.jpeg)
Server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) mengalami gangguan sejak hari Kamis 20 Juni 2024 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
![KPU Pastikan Tidak Ada Penyimpanan Data Sirekap di Luar Negeri](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/2/20/1708422841586-6psmh.jpeg)
Ganguan terhadap sistem SIREKAP, KPU menyatakan hal itu disebabkan salah satunya oleh gangguan DDoS.
Baca Selengkapnya![Menkominfo Bongkar Sosok Hacker Peretas Server PDNS, Motifnya Diduga Urusan Ekonomi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/27/1719505295865-qwzxp.jpeg)
Menkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca Selengkapnya![PDN Diretas, Data Imigrasi Dipindah ke Amazon Web Service](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/25/1719288684945-2u27w.jpeg)
Serangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN) membuat layanan di sejumlah instansi publik menjadi terganggu, termasuk imigrasi.
Baca Selengkapnya![Serangan Siber Kembali Terjadi, Giliran Data BPJS Ketenagakerjaan Diduga Diretas](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/27/1719479319058-emaq5.jpeg)
Data BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca Selengkapnya![Layanan Publik Terganggu Gara-gara Server Kominfo Down, Kena Serangan Siber?](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/21/1718929082824-vw8tz.jpeg)
Pusat Data Nasional (PDN) yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengalami down.
Baca Selengkapnya![VIDEO Kacaunya Sistem PDNS Mudah Dibohongi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/7/8/1720416556298-06fb2.jpeg)
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menyampaikan kondisi terkini terkait Pusat Data Nasional.
Baca Selengkapnya