Penjahat Siber Targetkan Sektor Finansial dan Perdagangan Lewat Serangan DDoS
Merdeka.com - Para penjahat siber tak pernah kehabisan cara untuk menjerat para korbannya, termasuk pelaku bisnis di berbagai sektor. Salah satu serangan siber yang terkenal adalah Distributed Denial of Service (DDoS).
Direktur PT. Blue Power Technology (BPT), Erwin Urip, mengatakan ada banyak serangan DDoS yang terjadi di Indonesia. Pelaku bisnis di bidang finansial dan perdagangan, kata Erwin, termasuk yang sering menjadi korban DDoS.
"Sektor usaha yang menjadi target serangan DDoS ini beragam, termasuk finansial dan perdagangan. Memang biasanya yang menjadi target itu industri yang banyak menyimpan data dan memberikan layanan melalui digital," jelasnya.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa contoh jenis kejahatan siber? Jenis malware yang mengenkripsi data pada komputer korban dan meminta pembayaran tebusan untuk mendapatkan kunci dekripsi.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
DDoS merupakan merupakan jenis serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas (trafik) jaringan internet pada server, sistem, atau jaringan. Umumnya serangan ini dilakukan menggunakan beberapa komputer host penyerang, sampai sistem target tidak bisa diakses.
Oleh sebab itu, ia mengimbau para pelaku usaha untuk tetap waspada. Menurutnya, sebaiknya mereka menggunakan berbagai solusi untuk menjaga keamanan sistem, terutama pelaku usaha yang menggunakan layanan digital.
Lebih lanjut, Erwin mengatakan ada banyak motif DDoS dilakukan. Alasannya pun tidak melulu untuk meraup keuntungan secara materi.
"Sama seperti sektor target yang beragam, tujuannya pun bermacam-macam. Ada yang karena ingin mengganggu sistem, karena dengan adanya DDoS, sistem jadi melambat. Atau mungkin ada motif-motif lain seperti persaingan bisnis, sehingga tujuannya bisa saja untuk mengubah data (perusahaan pesaing)," tuturnya.
BPT sebagai distributor infrastruktur TI memiliki sejumlah solusi teknologi, termasuk untuk menangani DDoS. Perusahaan merupakan distributor scrubbing center milik Imperva.
Scrubbing center ini diklaim dapat membersihkan trafik DDoS lebih cepat, dan hanya mengirim trafik yang bersih ke web server pelanggan.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Andina Librianty (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca SelengkapnyaFatalitas serangan siber tidak hanya mengancam pertahanan satu negara.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaAtas serangan itu perusahaan membayar sebanyak USD4,4 juta atau Rp71,9 dalam bentuk bitcoin.
Baca SelengkapnyaSerangan siber yang meminta tebusan paling tinggi terjadi pada perusahaan teknologi TI terbesar asal Amerika Serikat (AS), Kaseya.
Baca SelengkapnyaLaporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaPengiriman dana memakai cryptocurrency ke Suriah, berkaitan dengan kelompok teroris AD
Baca Selengkapnya