Deretan Plus Minus Soal Konektivitas 5G, Apakah Bisa Berbahaya?
Merdeka.com - Dunia telekomunikasi kini akan memasuki era baru yakni era 5G. Sudah banyak produsen smartphone yang berkoar kalau mereka akan mengimplementasikan modem 5G di produk-produk smartphone keluaran 2019.
Tak cuma smartphone, deretan provider telko pun sudah makin bersiap, terutama di negara maju seperti AS, atau di negara dengan cakupan internet terbesar seperti Korea Selatan.
Meski di Indonesia implementasi 5G masih beberapa tahun lagi, teknologi ini sudah makin dekat. Pada tahun 2022, Indonesia akan membuka lelang pita frekuensi 5G sekaligus merilis layanannya.
Dengan ini, mari kita bahas deretan fakta soal konektivitas 5G. Karena kita harus tahu apa saja yang akan jadi kebaikan dari teknologi ini, termasuk juga aspek apa yang berbahaya dari konektivitas ini. Melansir Phone Arena, ini ulasannya.
Kecepatan 5GBps
Penambahan kecepatan yang terjadi ketika 4G berpindah ke 5G, sungguh luar biasa. Pasalnya, ketika kecepatan unduh 4G cuma 20MBps, 5G sudah berbicara kapasitas Gigabit.
Opensignal menyebut bahwa 5G bisa mencapai kecepatan unduh sebesar 5GB per detik. Kecepatan ini, 357 kali lebih cepat ketimbang jaringan 4G, di Amerika Serikat.
Kecepatan ini pun juga membuat koneksi internet broadband yang biasa kita nikmati di kantor, cafe, atau rumah, jadi terasa lambat.
Salah satu aspek paling menarik dari jaringan 5G adalah soal kapasitas jaringan mobile. Hal ini berarti jaringan 5G bisa mendukung lebih banyak koneksi data ketimbang sebelumnya. Jaringan 4G hanya bisa mendukung beberapa perangkat saja. Di 5G, jaringan akan lebih luas kapasitasnya.
Disebut Mashable, mengutip International Telecommunications Union, jaringan 5G bisa menampung satu juta perangkat per kilometer persegi.
5G Akan Masuk ke Aspek Kehidupan Kita
Dengan kecepatan tinggi, kapasitas tinggi untuk tiap jaringannya, serta rendahnya latensi, hal ini membuat 5G tak akan hanya digunakan oleh smartphone saja. Jaringan ini akan terpakai oleh semua perangkat cerdas.
Sebagai contoh, 5G akan sangat penting bagi mobil otomatis yang membutuhkan koneksi internet secepat mungkin. Latensi rendah, kapasitas yang tinggi dan kecepatan yang tinggi akan membuat mobil otomatis benar-benar efektif berjalan secara otonom.
Hal ini juga akan terpakai di teknologi konsumen seperti perangkat rumah tangga cerdas (contoh: Google Home, Amazon Alexa, smart lamp, dll), headset VR, PC, dan masih banyak lainnya.
Terlebih lagi, bisa jadi media sosial dan konferensi jarak jauh juga akan terpengaruh juga dengan baik, sehingga pekerjaan akan lebih banyak dilakukan secara jarak jauh, dan konsultasi dalam ladang apapun bisa dilakukan antar negara.
Mahal
Mari kita masuk ke deretan hal yang kurang menarik dari 5G. Soal harga, nantinya banderol 5G akan mahal.
CEO salah satu raksasa Telco AS, Sprint, mengutip Mashable, menyebut bahwa harga paket data 5G akan dibanderol 20 dollar hingga 30 dollar di AS, atau 300 hingga 400 ribu Rupiah.
Selain Sprint, belum ada yang berkomentar soal harga. Namun menilik sejarah, harga paket data makin naik seiring kecepatan jaringan. Tentu hal ini tak akan menurun tiba-tiba, dan justru akan makin menukik karena kecepatan 5G naik secara signifikan dibanding 4G.
Namun mahalnya harga akan makin mereda seiring makin banyak pengguna yang memakai serta perangkat yang mendukung jaringan 5G.
Masih Belum Ada Dalam Waktu Dekat
Selanjutnya soal eksisnya 5G di Indonesia. Finalisasi kebijakan dan regulasi untuk 5G, termasuk spektrum, model bisnis, dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) diharapkan terjadi pada periode 2020-2021. Jadi, hal ini paling cepat terjadi kira-kira 3 tahun lagi.
Belum lagi, lamanya uji coba 5G menggunakan perangkat komersial dan mencoba use case berkaitan dengan manufaktur terkait revolusi industri 4.0, tentu tak akan sebentar.
Setelah semua proses tersebut berlangsung, barulah pemerintah bisa membuka lelang pita frekuensi 5G. Namun kita bisa berharap kalau pluncuran layanan broadband berbasis 5G, yakni mobile dan fixed broadband, bisa terjadi pada 2022.
Bahaya Pita Frekuensi 5G
Pita frekuensi yang dilelang di Indonesia, menurut Ditjen SDPPI Kemkominfo Denny Setiawan yakni 3,5GHz, 26GHZ, dan 28GHz.
Nah, dalam frekuensi tersebut terdapat gelombang milimeter yang jika jumlahnya banyak bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun, frekuensi sebesar 30Hz tak akan membawa gelombang yang akan membahayakan manusia. Sinar inframerah yang mengikuti di gelombang tersebut pun tidak berbahaya.
Jika frekuensi ini tidak melampaui ambang batas (300Hz), maka gelombang milimeter serta inframerah yang mengikutinya tak akan cukup kuat untuk melukai kita.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suplemen dan Vitamin yang Disebut Efektif Cegah Naiknya Gula Darah
Ada beberapa jenis suplemen dan vitamin yang dapat membantu mencegah peningkatan kadar glukosa dalam darah. Ayo lihat apa saja!
Baca SelengkapnyaHandphone Disita Penyidik, Aiman Ketar-Ketir Pemberi Info Netralitas Aparat Terbongkar
Aiman menjalani pemeriksaan selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan penyebaran berita bohong.
Baca SelengkapnyaSederet Fitur Pro di Redmi Note 13 dan Redmi Note 13 5G, Hadirkan Kamera 108 MP hingga Layar AMOLED FHD+
Nggak kalah dari Series Pro, ini ragam fitur canggih yang dipunya oleh Redmi Note 13 dan Redmi Note 13 5G.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terekam Kamera: Detik-Detik Puting Beliung Muncul di Rancaekek, Awalnya Kecil Seketika Jadi Raksasa
Saking kencangnya putaran angin, material dan sampah tersapu dan beterbangan berhamburan ke udara
Baca SelengkapnyaVIDEO: Janji Manis Anies Bikin Internet Lambat Jadi Ngebut 100 mbps, Gratiskan Kuota 30 GB
Timnas AMIN, Leon menjelaskan akan membagikan kuota 30 gb dengan rata-rata kecepatan 100mbps.
Baca SelengkapnyaDaftar Negara di Dunia yang Punya Internet Cepat Tahun 2024
Berikut adalah daftar negara dengan internet cepat versi We Are Social 2024.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Minta Kecepatan Internet Minimal 100 Mbps, Pengamat: Indonesia Butuh Pemerataan Akses
Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan akses internet.
Baca SelengkapnyaKemiringan Jalannya Disebut Capai 33 Derajat, Ini Fakta Menarik Dusun Tempel Boyolali
Dari hasil pengukuran yang dilakukan melalui aplikasi di telepon pintar, kemiringan jalan motor di sana mencapai 25 sampai 33 derajat.
Baca Selengkapnya