Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dana USO Perlu Diperbesar

Dana USO Perlu Diperbesar Dana USO Perlu Diperbesar. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Anang Latif mengakui bahwa dana Universal Service Obligation (USO) saat ini masih kurang untuk memerdekakan Indonesia dari sinyal 100 persen. Terlebih untuk membangun Base Transceiver Station (BTS) di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) yang tidak mungkin digarap operator seluler.

Dana USO sendiri berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 17 tahun 2016 dipungut dari pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi sebesar 1,25 persen.

"Untuk memerdekakan sinyal 100 persen rasanya tidak mungkin, kalau sumbangan dari operator hanya 1,25 persen dari pendapatan mereka," katanya saat acara diskusi Merdeka Sinyal 100 Persen dan Menyongsong Industrialisasi 4.0 di Jakarta, Kamis (27/12).

Apalagi kata dia, kebutuhan akan peningkatan sinyal di wilayah yang sudah tersentuh program USO terus meningkat. Seperti saat awal sinyal masuk di lokasi 3T itu adalah 2G. Namun, masyarakat di sekitar wilayah itu berharap bisa menggunakan internet. Maka, mau tidak mau dari sisi teknologi harus ditingkatkan menjadi 4G.

"Butuh biaya yang besar juga," jelasnya.

Anang pun menggambarkan betapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya hanya untuk 1 BTS 2G. Kata dia, kira-kira per bulan dana yang harus dikeluarkan berkisar Rp 80 juta per bulan. Jika diupgrade menjadi 4G, maka dibutuhkan setidaknya Rp 100 juta untuk 1 BTS.

"Itu baru 1 lokasi saja ya," ungkap dia.

Sejauh ini, berdasarkan data yang dikutip dari Liputan6.com pada Juli lalu, BAKTI melalui program USO-nya itu telah membangun 800 BTS dari tahun 2015 sampai 2018 di wilayah 3T. Menurutnya, untuk bisa menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada saat ini, minimal sumbangan untuk USO bisa ditambah 2 atau 3 kali lipat. Saat ini dana USO yang didapatkan Rp 2,5 triliun.

"Kebutuhan kita mungkin di angka Rp 5-6 triliun," terang dia.

Kendati begitu, ia menyatakan tak ingin tambahan kontribusi dari operator seluler diperbesar. Anang memahami bahwa kondisi industri telekomunikasi saat ini sedang berdarah-darah. Tak mungkin dengan kondisi tersebut, operator seluler mau untuk meningkatkan kontribusi sumbangannya untuk dana USO.

"Kalau bisa di luar industri telekomunikasi sajalah kalau mau ada tambahan dana USO. Kita tahu industrinya lagi suffer," jelasnya.

Sementara itu, pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala mengatakan, alangkah baiknya jika pemerintah mampu memaksa pemain over the top (OTT) seperti Google, Facebook, Twitter, dan lain-lain untuk berkontribusi terhadap USO.

"Google, Facebook, Twitter, dan OTT lain, harusnya juga ditarik pendapatannya untuk masuk ke USO," katan mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia tahun 2006 itu.

(mdk/faz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hasto Ungkap Ada Upaya Anggaran Setiap Kementerian Dipotong 5 Persen Demi Elektoral
Hasto Ungkap Ada Upaya Anggaran Setiap Kementerian Dipotong 5 Persen Demi Elektoral

Anggaran tersebut dipotong guna memenuhi kebutuhan penyediaan Bansos.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Biang Kerok Buat Anggaran Perlindungan Sosial Membengkak Setiap Tahun
Ternyata, Ini Biang Kerok Buat Anggaran Perlindungan Sosial Membengkak Setiap Tahun

kenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ini Peran Anwar Usman Jika Ada Sengketa Pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi
Ini Peran Anwar Usman Jika Ada Sengketa Pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi

Ketua MK Suhartoyo mengatakan lembaga yang dipimpinnya segera membahas kepastian keterlibatan Hakim Arsul Sani di dalam PHPU atau sengketa Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.

Baca Selengkapnya
Anies Kritik Bansos Lagi: Saya Yakin Penerima Makin Hati-Hati Beri Dukungan, Pilih Pakai Hati Nurani
Anies Kritik Bansos Lagi: Saya Yakin Penerima Makin Hati-Hati Beri Dukungan, Pilih Pakai Hati Nurani

Anies menyebut kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) harusnya tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.

Baca Selengkapnya
Ratusan Aplikasi Pemerintah Digabung Jadi Satu Portal, Target Selesai 4 Bulan
Ratusan Aplikasi Pemerintah Digabung Jadi Satu Portal, Target Selesai 4 Bulan

Anas menyebut sembilan layanan prioritas akan jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga

Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.

Baca Selengkapnya