78 persen pembeli online kecewa pada produk belanjaannya
Merdeka.com - Rakuten mendapati kurang dari seperempat pebelanja online yang betul-betul menuntaskan proses belanja lewat internet.Dalam laporannya yang berjudul Rakuten Smart Shopping Survey juga menemukan 78 persen pembeli online kecewa pada produk belanjaannya.
Mayoritas memilih hanya berselancar dan mencari produk online, tapi sering akhirnya batal membeli lantaran tak jelas apakah penjual atau produknya dapat dipercaya, begitu juga saat mendapati harganya terlalu mahal.
Riset yang dilakukan Rakuten Smart Shopping Survey melibatkan lebih dari dua ribu konsumen di Taiwan, Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Sementara konsumen akan selalu menjadikan harga sebagai faktor sebelum memutuskan untuk berbelanja. Pemilik online shop juga dapat menyediakan tool yang memungkinkan konsumen memberikan rating terhadap online shop tersebut atau produknya.
Rakuten Smart Shopping Survey mendapati bahwa 78 persen pebelanja online kecewa terhadap pembelian mereka, setelah menerima kiriman barangnya. Seperti kasus yang menimpa Ruby Supriadi, 36 tahun, seorang guru sekolah swasta di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Pada tiga tahun lalu, ungkap Rakuten, Ruby memesan souvenir pernikahan dari sebuah toko online pribadi, yang pemilik dan tokonya beralamat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Si pemilik toko ternyata penipu karena barang tak pernah diterimanya sampai kini. Lantaran waktu yang mepet, Ruby akhirnya berbelanja di toko lain, juga toko online independen, yang beralamat di Jakarta.
Tapi barang yang diterima ternyata tak seperti yang terlihat di gambar. Padahal, jumlah barang yang dibelinya banyak. Untungnya toko online itu menerima pengembalian barang. Hanya saja Ruby terlanjur kecewa karena itu sempat mengganggu proses persiapan pernikahannya.
Bagi sebuah toko online, kasus seperti itu adalah publikasi yang buruk. Itu bisa diterjemahkan menjadi penambahan ongkos pengembalian barang, penurunan loyalitas pelanggan, dan terutama penjualan jadi lebih rendah. Foto produk yang berkualitas maupun detil spesifikasi produk juga dapat membantu pembeli merasa lebih aman ketika mengambil keputusan untuk membeli dan memastikan kenyamanan mereka menerima barang yang dipesan.
Tapi itu tak cukup. Anda harus selalu ada dan punya saluran komunikasi yang terbuka dengan pelanggan juga membantu meningkatkan kenyamanan pelanggan. Ruby sendiri menyatakan, saluran komunikasi antara dirinya dan pemilik toko online itu hanya via telepon. Itu pun beberapa kali penjual tak bisa dihubungi.
RBO mendapati sebanyak 40 persen pebelanja online jarang atau bahkan tak pernah berinteraksi dengan toko online tempat mereka berbelanja.
Meskipun toko online sudah menyediakan alamat e-mail untuk menjawab pertanyaan soal produk, penting juga menyediakan saluran yang lain bagi pelanggan supaya bisa berhubungan dengan pemilik toko online, termasuk media sosial seperti Facebook dan kamar chatting langsung, supaya pelanggan potensial dapat menerima jawaban langsung atas pertanyaan mereka.
Baca Juga:
Teknologi semakin maju, aksi penipuan juga semakin marak
Jualan dan belanja online segera diatur dan dikenakan pajak
Cari supplier kaos untuk toko online Anda?
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaPedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaIngin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!
Yuk, ketahui beberapa jenis iklan yang bisa dilakukan melalui platform digital.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Unggul dari yang Lain, Riset INDEF Sebut 50% UMKM Pilih Shopee untuk Berjualan Online
50% UMKM atau lebih dari setengah total responden memilih Shopee sebagai platform utama.
Baca SelengkapnyaTransaksi E-commerce Sepanjang Tahun 2023 Diprediksi Tembus Rp533 Triliun
Kemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca SelengkapnyaRiset Ini Ungkap Tren Belanja Offline Terus Tumbuh, Bagaimana Nasib Penjualan Online
Riset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca SelengkapnyaDua Hal ini Jadi Pertimbangan Konsumen saat Belanja Online di Ramadan
Ramadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru.
Baca SelengkapnyaSepakat dengan Menkop Teten, Ekonom: Tiktok Harus Pisahkan e-Commerce dengan Media Sosial
Aturan yang tertuang pada Permendag 31/2023 harusnya benar-benar dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua pihak.
Baca SelengkapnyaTikTok Kuasai E-commerce Lokal, Istilah Hilirisasi Digital Dinilai Ambigu
Konsep hilirisasi digital dinilai tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.
Baca Selengkapnya