Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy segera menarik buku tema kelas V Sekolah Dasar (SD). Penarikan dilakukan lantaran buku itu menyebut Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi radikal.

Buku pendidikan agama Islam tersebut bersampul orang sedang salat. Namun posisi sedekap salah, tangan kiri di atas tangan kanan.

LKS tersebut diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang dan saat ini sudah ditarik.

Bahkan, dia menyebut belum menemukan kata yang dimaksud.

Jika ada unsur kesengajaan sanksi akan diberikan kepada tim produksi dan tim penyusun.

Untuk mengakalinya, sekolahan menutupi kata pelacur.

Cerita soal pelacur itu tertuang dalam bentuk-bentuk tanggung jawab.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budiman, dibuat bertujuan mencegah aksi-aksi tawuran pelajar.

"Ya gampang tinggal tarik saja tidak masalah, buku yang mana halaman berapa," kata Aher.

Ada 1.400 eksemplar yang sudah disebar di tiga sekolah di Bandung sejak Juli 2014.

Menteri Lukman minta hal itu diproses hukum.

"Agar dicapai kesepahaman terkait materi yang akan diajarkan peserta didik," jelas Lukman.

"Itu adalah contoh problem yang muncul akibat pelaksanaan kurikulum yang tidak disiapkan dengan baik," kata dia.

"Jadi ini salah satu contoh bila sebuah buku ditulis secara tergesa-gesa," kata Anies Baswedan.

Banyak sekolah memilih menyampaikan topik kartun nabi itu saat pelajaran sejarah atau studi sosial.