Hujan Bisa Jadi Sumber Energi Baru, Ini Caranya!
Hujan Bisa Jadi Sumber Energi Baru, Ini Caranya!
Hujan Bisa Jadi Sumber Energi Baru, Ini Caranya!
Suara bising terdengar dari turbin mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di air terjun Suhom, Gampong Tunong Krueng Kala, Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar. Seorang operator, Suharbi (49) sibuk memeriksa Digital Load Controller (DLC) untuk memastikan suplai arus stabil.
Baran Energy bahkan siap bekerjasama dengan para pengembang untuk mengembangkan kawasan perumahan di Ibukota Indonesia yang baru.
Energi terbarukan memiliki peran penting dalam membangun desa terpencil di Indonesia. Pasalnya, energi ini dapat dikembangkan dengan 8 elemen, mulai dari biofuel, biomasa, panas bumi, air, angin, gelombang laut hingga panas matahari.
Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Rasmus Prehn mengungkapkan, rekomendasi yang diberikan Demark untuk membuat pemanfaatan EBT lebih masif, efisien dan murah. Berdasarkan pengalaman Denmark dalam mengembangkan EBT, teknologi untuk pengembangan EBT semakin lama semakin murah hal ini juga akan dialami Indonesia.
Keinginan masyarakat untuk beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT) sangat besar. Masyarakat bahkan rela membayar listrik lebih mahal bila bersumber dari energi yang bersih. Hal tersebut merupakan hasil survei dari Koaksi Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memperbaiki kebijakan harga energi baru terbarukan (EBT). Diharapkan, aturan peraturan presiden (perpres) sudah bisa diteken awal tahun depan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Arifin Tasrif, menyebut pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia masih berada di angka 8 persen dari total potensi keseluruhan yang mencapai kurang lebih 400 giga watt. Artinya, penggunaan energi terbarukan di Indonesia masih sekitar 32 giga watt saja.
Pameran energi baru terbarukan EBTKE ConEX 2019 resmi digelar pada Rabu (6/11). Bertempat di Jakarta International Expo (JIExpo), pameran EBTKE ConEX dibuka langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Pameran yang diinisiasi oleh METI ini akan berlangsung selama 2 hari.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meluncurkan program 1.000 Renewable Energy for Papua agar mencapai rasio elektrifikasi 100 persen pada tahun 2020. Inisiatif ini adalah sekuel dari gerakan Ekspedisi Papua Terang di bulan Agustus hingga September 2018.
Dengan kondisi musim kemarau yang sinarnya sangat cerah saat ini, power storage system berdaya tampung 8,8 KWh bisa dimanfaatkan untuk penggunaan menghasilkan energi baru terbarukan. Tentu juga dapat menjaga lingkungan tetap bersih karena tidak menimbulkan polusi.
Dalam rangka mendukung pemerintah mencapai target program elektrifikasi di Indonesia, Pamerindo menyelenggarakan Electric & Power Indonesia 2019 pada 11-14 September di JIEXPO Kemayoran Jakarta. Berbagai penyedia dan pembangkit listrik terkemuka dari sektor Industri serta energy terbarukan berpartisipasi dalam pameran
Pengembangan sumber energi tenaga surya di Indonesia sangat besar. Terlebih letak geografis Indonesia menjadikannya sebagai salah satu wilayah yang memiliki sumber energi terbaik di dunia.
Tercatat, hingga akhir 2018 total kapasitas terpasang pembangkit listrik surya baru mencapai 95 Mega Watt (MW), sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tega Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028 hanya menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 2 Giga Watt (GW) hingga 2028.
Sejauh ini, mainan-mainan tersebut menjadi alat kampanye energi bersih di sekolah, kampus, pameran hingga bazar. Meskipun prototipe, namun harga jual mainan setrum matahari ini berkisar antara Rp200 hingga Rp 250 ribu per unit.
Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI) mengusulkan formula harga listrik dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) yang sedang disusun Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Penetapan harga listrik yang diusulkan METI adalah melalui badan pengelolaan EBT.
Pengalihan pola konsumsi energi oleh masyarakat tergantung dua hal, yakni aspek ketersediaan dan keterjangkauan. Sebab, pada dasarnya konsumen tidak mempermasalahkan, apakah menggunakan energi berbasis migas ataupun listrik, selama dua aspek tersebut terpenuhi, tergantung mana yang lebih mudah.
Melalui kerja sama ini, Inggris akan berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur energi terbarukan, dengan skala kecil di Indonesia Timur sehingga mampu memicu pertumbuhan ekonomi.